Liputan6.com, Jakarta Kebersihan organ intim merupakan hal yang sangat dijaga oleh setiap wanita. Masalah yang sering ditemui seputar organ intim wanita adalah keputihan.
Keputihan merupakan kondisi di mana keluarnya cairan atau lendir pada vagina. Pada dasarnya keputihan merupakan kondisi alami tubuh untuk menjaga kebersihan dan kelembapan organ intim wanita.
Advertisement
Baca Juga
Namun, pada kasus tertentu, keputihan dapat terjadi secara abnormal. Keputihan secara abnormal inilah yang sering disebut sebagai penyakit keputihan.
Banyak wanita yang tak menyadari bahwa ia mengalami keputihan abnormal. Hal ini karena pengetahuan yang dimiliki masih terbatas. Padahal jika tidak ditangani secara maksimal, penyakit keputihan ini dapat menyebakan penyakit yang lebih serius.
Nah, untuk mengetahui lebih lanjut masalah penyakit keputihan, berikut ulasan mengenai penyakit keputihan mulai dari penyebab, gejala, hingga penanganannya yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (21/3/2019).
Mengenal Penyakit Keputihan
Keputihan atau Fluor Albus atau Leukorea merupakan kondisi di mana vagina mengeluarkan cairan atau lendir. Keputihan merupakan proses alami pada organ intim wanita untuk menjaga kelembaban dan kebersihannya. Cairan keputihan yang keluar membawa sel dan bakteri agar vagina tetap terlindungi.
Pada dasarnya keputihan dapat digolongkan menjadi dua yaitu keputihan normal (fisiologis) dan keputihan abnormal (patologis). Keputihan abnormal inilah yang sering disebut sebagai penyakit keputihan.
Keputihan fisiologis adalah keputihan yang biasanya terjadi setiap bulannya, biasanya muncul menjelang atau sesudah menstruasi ataupun masa subur.
Sedangkan Keputihan patologis dapat disebabkan oleh infeksi akibat bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian luar. Infeksi ini juga yang disebut dengan penyakit keputihan.
Dokter akan mendiagnosis penyebab keputihan dari hasil wawancara, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang agar dapat menentukan pengobatan selanjutntnya. Dokter juga akan menyarankan untuk melakukan tes tambahan seperti tes pH, sampel cairan vagina, tes infeksi menular seksual, atau pap smear.
Advertisement
Penyebab Penyakit Keputihan
Keputihan patologis atau abnormal disebabkan oleh infeksi. Keputihan akibat infeksi paling sering disebabkan oleh tiga jenis mikroorganisme yakni jamur kandida (kandidiasis), bakteri (vaginosis bakterial dan klamidiasis), dan protozoa (trikomoniasis).
Infeksi pada vagina ini dapat disebabkan oleh kurangnya kebersihan pada area vagina, ketidakseimbangan kuman pada vagina (baik akibat obat-obatan maupun hormon), dan hubungan seksual.
Selain itu, penyakit keputihan juga dapat mengindikasikan seorang wanita mengidap penyakit serius seperti kanker serviks, klamidia atau gonore. Pengidap diabetes atau kadar gula darah tinggi juga mudah terserang infeksi jamur yang juga dapat menyerang organ intim. Maka dari itu perlu untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut jika wanita mengalami keputihan yang tidak normal.Â
Gejala Penyakit Keputihan
Keputihan baik itu normal dan abnormal menunjukkan gejala tertentu. Gejala ini dapat menentukan apakah sebuah keputihan merupakan penyakit atau bukan.
Keputihan normal pada umumnya berwarna bening atau putih, encer dan tidak berbau menyengat. Keputihan yang normal juga sering meninggalkan bercak kekuningan di celana dalam. Gejala keputihan normal merupakan proses normal sebelum atau sesudah menstruasi dan tanda masa subur pada wanita tertentu.
Keputihan normal banyak dipengaruhi oleh sistem hormonal, sehingga banyak sedikitnya sekret/cairan vagina sangat bergantung pada siklus bulanan dan stress yang juga dapat mempengaruhi siklus bulanan itu sendiri.
Sedangkan keputihan abnormal patut diwaspadai karena merupakan sebuah penyakit. Penyakit keputihan ini akan menimbulkan gejala berupa perubahan cairan pada vagina seperti menjadi kental, berbau, dan berubah warna sepert cokelat, hijau, kelabu, hingga kuning pekat.
Kondisi ini dapat disertai salah satu atau lebih gejala, seperti gatal, nyeri pada area vagina, nyeri saat buang air kecil, perdarahan saat menstruasi, dan perdarahan setelah berhubungan seksual.
Selain itu, gejala penyakit keputihan juga bisa dibedakan berdasarkan penyebabnya. Keputihan yang disebabkan oleh jamur kandida biasanya tidak berbau atau berbau asam, bersifat gatal, dan menyebabkan kemerahan di luar vagina.
Keputihan yang disebabkan oleh vaginosis bakterialis biasanya memiliki cairan keputihan yang berwarna keabu-abuan dan berbau amis.
Keputihan yang disebabkan oleh klamidia menyebabkan rasa nyeri pada tulang panggul atau saat buang air kecil.
Keputihan yang disebabkan oleh penyakit menular seksual trikomoniasis biasanya berwarna kekuningan atau kehijauan, berbuih, berbau amis, dan disertai rasa perih saat buang air kecil.
Advertisement
Penanganan Penyakit Keputihan
Agar tak menimbulkan dampak yang lebih serius, keputihan perlu ditangani secepat mungkin. Pengobatan keputihan dilakukan sesuai dengan penyebab terjadinya keputihan.
Keputihan akibat jamur kandida
Dokter akan memberikan obat antijamur dalam bentuk gel yang dimasukkan ke vagina, atau antijamur tablet yang diminum.
Keputihan akibat vaginosis bakterial
Obatnya adalah antiobiotik jenis metronidazol atau klindamisin, baik diberikan melalui vagina atau diminum.
Keputihan akibat klamidia
Bisa diobati dengan antibiotik azitromisin satu kali minum atau doksisiklin selama 7 hari.
Keputihan akibat trikominiasis
Dokter akan memberikan obat metronidazol. Pada klamidia dan trikomonas, pasangan seksual harus diobati juga.
Selain mengobati, langkah bijak lainnya adalah dengan melakukan pencegahan sebelum penyakit keputihan telanjur diderita. Penyakit keputihan dapat dihindari dengan menjaga kebersihan vagina secara rutin.
Bersihkan vagina dengan air bersih dan sabun tanpa pewangi dan bahan kimia lainnya serta keringkan dengan handuk bersih. Gunakan celana dalam berbahan katun untuk menjaga kelembaban vagina.
Â