Waspada, Anak Muda yang Terkena Penyakit Jantung Kian Meningkat

Penyakit jantung pun kini mulai banyak menyerang anak muda di Indonesia. Yang baru 25 tahun pun sudah bisa terkena serangan jantung.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 07 Apr 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 07 Apr 2019, 08:00 WIB
20151013-Ilustrasi-Serangan-Jantung
Ilustrasi penyakit jantung (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Angka pasien penyakit jantung di Indonesia semakin meningkat dan tidak mengenal usia. Terutama untuk pasien penderita serangan jantung yang angka penderitanya semakin naik di tiap tahunnya.

"Indonesia soal penyakit jantung sangat memprihatinkan," ujar Sunanto, salah seorang dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospital pada Sabtu (6/4/2019).

Beberapa penyakit jantung diantaranya penyakit jantung koroner (PJK), gangguan irama jantung atau aritmia, gagal jantung, hipertensi dan stroke.

Menurut Sunanto, dulu ketika tahun 2003, saat dirinya masih menjalani pendidikan spesialis, mayoritas pasien pada usia 40-50 tahun yang datang ke RS Harapan Kita Jakarta karena masalah kardiovaskular. Sekalipun ada pasien di usia 30, pasti akan membuat heboh dokter di rumah sakit tersebut.

"Sekarang berbeda, kemarin kami baru menangani pasien usia 25 tahun karena serangan jantung. Jam 2 subuh langsung masuk kamar operasi untuk penanganan PCI atau pemasangan ring," tutur Sunanto.

Tim dokter dari Siloam Hospital menjelaskan mengenai penyakit jantung.
Tim dokter dari Siloam Hospital menjelaskan mengenai penyakit jantung.

Penyebab

Gaya atau pola hiduplah yang paling berperan membuat makin banyak orang dan makin muda yang terken masalah jantung. Sebut saja kebiasaan merokok, makanan yang berkolesterol tinggi. Selain itu memang ada faktor genetik pun mempengaruhi.

"Kalau resiko yang bisa dihindari seperti stop merokok dan hidup sehat dengan olahraga, itu akan menghindari usia muda terkena kardivaskular. Namun bila ada orang tuanya dulu ketika diusia 40 tahun sudah terkena jantung, lebih baik anaknya pada usia muda sudah rajin check-up, "paparnya.

Bila memang tidak memiliki risiko keturunan, namun ada ciri-ciri kardiovaskular, antara lain sakit dada seperti berat tertimpa benda, pada bagian dada depan terus ke kiri, menjalar ke leher punggung yang disertai keringat dingin, dr Sunanto menyarankan pasien langsung menuju UGD terdekat.

"Sebab serangan jantung pun bisa terjadi dimana dan kapan saja, bisa sedang tidur, tengah duduk, atau habis main futsal. Tidak ada apapun yang bisa memicunya," katanya.

Pemasangan ring

Penanganan saat ini di Indonesia untuk pasien penyakit jantung yakni dengan minum obat, pemasangan ring/stent atau PCI, dan operasi bedah bypass. Penanangan tentu memperhatikan tingkat keparahan sumbatan di pembuluh darah menuju jantung seperti disampaikan dokter spesialis bedah toraks dan kardiovaskular Siloam Hospital, Dicky Aligheri.

"Misalnya sumbatan hanya di satu titik pembuluh dan memungkinkan untuk PCI, maka akan dilakukan langkah tersebut. Namun bila sumbatan pembuluh darahnya di banyak tempat, lebih dari tiga titik, pengapuran keras, ya harus di bypass," tuturnya.

Operasi bypass adalah upaya memintas bagian pembuluh darah koroner yang mengalami penyumbatan akibat penumpulkan lemak, kolesterol dan kotoran sel. Dengan cara menggunakan pembuluh darah arteri atau vena dari tubuh pasien sendiri.

"Bisa mengambil dari pembuluh darah di kaki atau belakang dinding dada. Alternatifnya dari tangan atau perut," kata Dicky.

Yang pasti, lanjut Dicky, semua langkah penanganan pasien kardiovaskular melewati pertemuan seluruh dokter spesialis jantung dan bedah jantung yang ada di rumah sakit. Juga hasil persetujuan keluarga pasien tersebut. 

 

 

Saksikan juga video menarik berikut

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya