Minum Susu Bantu Turunkan Tekanan Darah Pasien Hipertensi

Minum segelas susu membantu menjaga kesehatan pasien hipertensi.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 17 Mei 2019, 07:00 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2019, 07:00 WIB
Minuman yang Perlu Dihindari Saat Buka Puasa
Susu dan hipertensi / Sumber: iStockphoto

Liputan6.com, Jakarta Rutin mengonsumsi susu tak hanya baik untuk kesehatan tulang. Salah satu sumber protein hewani ini ternyata bisa membantu menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.

Hasil ini diperoleh dokter spesialis gizi klinis, Diana F Suganda, M.Kes, dari Journal of the American College of Nutrition pada 2009. Jurnal tersebut menjelaskan bahwa asupan dairy foods (susu dan turunannya) yang disertai dengan diet rendah garam bermanfaat bagi kelompok hipertensi menurunkan tekanan darahnya.

"Penelitian mereka itu paling gampang," kata Diana.

"Kalau kita kasih makanan mengandung magnesium, makanan mengandung kalium, satu-satu begitu kan repot. Makanya, di penelitian itu mereka memakai penggatinya adalah susu," katanya pada diskusi Kupas Tuntas Kebaikan Susu untuk Tunjang Kesehatan Tubuh pada Selasa, 15 Mei 2019.

Diana, mengatakan, hipertensi dipengaruhi oleh berbagai mineral; natrium, kalium, dan magnesium. Kalau kadar di dalam tubuh cukup dan tidak berlebihan, tidak terjadi proses faktor risiko dari penyakit kardiovaskular tersebut.

Susu, kata Diana, mencakup semua mineral tersebut. Sehingga angka kejadian kekambuhan hipertensi pada pasien jadi terjaga,"Tapi tetap di penelitian tersebut ditekankan bahwa diberikan diet rendah garam. Dikurangi natriumnya, tapi tambahan mineral dari susu tadi."

 

Hipertensi Tak Bisa Turun

Ilustrasi Hipertensi, Tekanan Darah, Tekanan Darah Tinggi (iStockphoto)
Akan lebih baik lagi jika kita menjaga tekanan darah tetap terkendali sehingga terhindar dari hipertensi (Ilustrasi/iStockphoto)

Menurut Diana, hipertensi itu tak bisa turun, langsung normal pun tidak. Akan tetapi bisa tetap dijaga stabilatau bisa turun sedikit atau tidak naik. Justru, yang dikhawatirkan dari hipertensi ini ketika tanpa disadari organ-orang di tubuh mulai mengalami kerusakan.

"Kebayang enggak, sih, jangka panjang tekanan darah tinggi terus? Bisa kena ke mata, ke ginjal, sedangkan hipertensi tidak bergejala," kata Diana.

"Kamu cuma tahu kalau tekanan darahnya tinggi kalau tensi (mengukur tekanan darah). Cuma kamu tidak pernah merasakan gejala apa-apa," Diana menekankan.

Beda dengan sakit mag, yang rasa sakitnya bisa kita rasakan dan akan langsung hilang setelah minum obat mag. Sementara hipertensi, tidak bergejala sama sekali, tahu-tahu ginjal rusak, mata mengalami penurunan. Pas dicek, ternyata itu dampak dari hipertensi jangka panjang. 

"Kita bicara jangka panjang, ya. Bukan yang satu atau dua tahun," kata Diana.

 

Hipertensi Pengaruh dari Makanan

Ilustrasi Hipertensi, Tekanan Darah, Tekanan Darah Tinggi (iStockphoto)
Dianjurkan untuk Kita Rutin Mengecek Tekanan Darah agar Terhindar dari Hipertensi Sekali Setahun (Ilustrasi/iStockphoto)

Diana, mengatakan, hipertensi bisa terjadi karena pengaruh dari asupan sehari-hari. Kurang serat, kurang gerak, dan tinggi garam. 

"Kalau dulu hipertensi penyakit kakek-kakek, kalau sekarang muda-muda. Umur 25 sampai 30 sudah hipertensi atau pre-hipertensi," katanya.

Sekarang ini kita tak bisa menutup mata. Terpampang di pelupuk mata bagaimana dengan mudahnya menemukan makanan tinggi pengawet. "Makanan siap saji itu kadar garamnya tinggi," katanya.

Bila kebiasaan ini tidak segera diubah, jangka panjangnya bisa menyebabkan meningkatkan risiko hipertensi. "Nah, pada pasien sudah hipertensi, dengan mengonsumsi susu bisa terkontrol," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya