Liputan6.com, Jakarta Bubble Tea adalah salah satu minuman favorit anak muda saat ini. Ada banyak sebutan lain dari minuman ini seperti pearl tea atau boba tea.
Sudah banyak daerah dan toko yang menjual minuman ini karena rasanya yang manis dan uniknya paduan kenyal bubble dari tepung tapioka yang menjadi "mutiara" atau "pearl" dari bubble tea.
Baca Juga
Baru-baru ini muncul tren Handsfree Bubble Tea dari Jepang, ini fakta soal Bubble Tea dilansir dari Buzzfeed.com:
Advertisement
1. Diciptakan Tahun 1980-an di Taiwan
Awalnya berasal dari sebuah teh susu, Bubble Tea adalah teh seduh dicampur susu dan gula yang kemudian dikocok dalam pengocok koktail. Kata Bubble berasal dari gelembung yang muncul dari pengocokkan.
2. Topping Unik dari Bubble Tea
Topping bubble tea yang berada dibawah dan diminum melalui sedotan besar menjadikan bubble tea seperti snack minuman dimana kita makan topping tapioka sambil menyuruput teh susu.
Berbahan tapioka
3. Topping Bahan Tapioka
Topping original Bubble Tea menggunakan tapioka sebagai bahan dasarnya dimana tapioka terbuat dari akar singkong kemudian dibentuk bulat lalu dimasak. Tekstur yang kenyal dan rasa yang sedikit manis menjadi pesona dari topping ini.
4. Banyak Pilihan Rasa
Berkembangnya jaman membuat banyak inovasi baru terhadap rasa dari Bubble Tea. Rasa original berupa teh susu, sekarang ada pilihan mulai dari buah untuk pengganti susu sebagai topping tambahan.
Advertisement
Bebas Gluten
5. Minuman Sehat Bebas Gluten
Banyak persepsi yang mengatakan bahwa Bubble Tea tidak sehat karena penggunaan gula yang banyak dan bahan buatan. Tapioka sebagai topping adalah bahan yang bebas gluten sama seperti nata de coco sedangkan teh kaya akan anti-oksidan apabila diseduh secara segar, dan pembeli diberikan kebebasan untuk memilih menggunakan jumlah gula dan jenis bubble tea untuk kesehatan.
6. Matcha, Jenis Bubble Tea yang Paling Sehat
Bahan Matcha sendiri seperti 10x green tea dengan berkali-kali manfaatnya seperti dilansir dari wsj.com bahwa matcha mengandung 137 kali lebih banyak antioksidan yang dipercaya mampu mencegah kanker.
Penulis: Febrianingsih Alamako