Mendadak Muncul Jenggot Tipis pada Wanita, Normalkah?

Kehadiran bulu-bulu halus yang lebih lebat dari biasanya di dagu alias jenggot atau janggut bisa terjadi pada wanita.

oleh Liputan6.com diperbarui 03 Jul 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2019, 19:00 WIB
20151013-Ilustrasi Jerawat
Ilustrasi muncul jenggot tipis di wajah wanita (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Kehadiran bulu-bulu halus yang lebih lebat dari biasanya di dagu alias jenggot atau janggut bisa terjadi pada wanita. Kehadiran jenggot tipis tersebut dipengaruhi oleh hormon. 

Wanita memiliki hormon-hormon tertentu yang dimiliki pria, hanya saja pada tingkat yang lebih rendah daripada pria. Khususnya hormon androgen yang menyebabkan rambut yang lebih tebal dan lebih gelap muncul. Hormon-hormon ini mungkin menuruun pada wanita karena faktor kehamilan, menstruasi, menopause, atau alasan lainnya.

Minisha Sood, ahli endokrinologi dari New York mengatakan, jika pertumbuhan rambut wajah yang gelap dan kasar mulai berlebihan, berarti Anda memiliki hormon androgen dengan tingkat tinggi. Keadaan ini dikenal sebagai hirsutisme.

Dalam kasus lain, hirsutisme terkait dengan masalah kesehatan yang menyebabkan munculnya bulu-bulu halus di wajah yang lebih terlihat jelas. Berikut beberapa kondisi penyebab hirsutisme seperti dilansir Women's Health, Rabu (3/7/2019).

1. Polycystic ovary syndrome (PCOS)

Sindrom ini ditandai kehadiran kista yang tumbuh di ovarium yang dapat mencegah telur menjadi matang dan menyebabkan masalah kesuburan. Sindrom ini juga memengaruhi kadar hormon Anda sehingga menyebabkan kenaikan berat badan, menstruasi yang tidak teratur, jerawat, dan peningkatan pertumbuhan rambut.

Wanita PCOS akan melihat pertumbuhan rambut berlebihan khususnya daerah yang dipengaruhi oleh androgen seperti dagu. Selain itu, rambut kasar dan gelap dapat ditemukan pada perut, paha atas, punggung bawah, dan pantat. Anda bisa mengonsultasikan pada ahli endoktrin untuk memastikan apa yang terjadi.

2. Tumor ovarium

Pertumbuhan atau massa pada indung telur sebenarnya dapat meningkatkan produksi hormon androgen yang menyebabkan pertumbuhan rambut pada wajah. Tumor ini dapat menyebabkan Anda mengalami nyeri atau tekanan pada panggul atau pendarahan vagina yang tidak teratur. Sebagian besar tumor ini jinak tetapi ada kemungkinan menjadi ganas walaupun jarang terjadi. Berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan.

Pertumbuhan juga dapat terjadi di kelenjar adrenalin yang terletas di atas setiap ginjal Anda. Gejala dari penyakit ini Anda akan mengalami kenaikan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, mudah memar, jerawat, tekanan darah tinggi, kadar gula darah tinggi, atau perubahan bau badan, kata Minisha. Konsultasi ke dokter sangat diperlukan, dalam beberapa kasus pembedahan dilakukan untuk mengangkat tumor.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


3. Cushing Syndrome

 

Sindrom ini adalah salah satu penyakit dengan gangguan hormon akibat paparan jangka panjang pada kada kortisol yang tinggi, hormon yang diproduksi oleh kalenjar adrenal. Sindrom ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan steroid yang mengurangi peradangan untuk jangka yang lama atau oleh tumor adrenal.

4. Resistensi insulin atau diabetes

Insulin adalah hormon yang membantuk mengolah gula menjadi energi. Jika Anda mengalami resistensi insulin, gula darah Anda dapat meningkat yang dapat menyebabkan pradiabetes dan diabetes. Resistensi insulin juga dapat meningkatkan kadar testosteron dalam tubuh sehingga rambut pada wajah juga akan tumbuh.

Jika Anda semakin haus, sering buang air kecil, dan merasa lelah dan lemah Anda kemungkinan mengalami resistensi insulin. Anda dapat konsultasi dengan dokter dan melakukan tes darah untuk mengetahui apakah Anda menderita diabetes. Jika insulin tubuh mulai terkendali, kemungkinan pertumbuhan rambut akan kembali normal.

 


5. Hamil

Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

 

Ketika sedang hamil, terdapat perubahan hormon termasuk kenaikan kadar testosteron. Tetapi kadar estrogen juga naik sehingga sebagian besar wanita tidak mengalami gejala pertumbuhan rambut wajah meskipun hormon testosteron berubah.

Sangat sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi akibat perubahan hormon yang berkaitan dengan kehamilan, Minisha menyarankan untuk melakukan pemeriksaan untuk membantu menentukan masalah rambuh pada wajah Anda adalah akibat perubahan hormon kehamilan atau hal lain yang perlu ditangani.

 

Penulis: Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya