Liputan6.com, Jakarta Terlalu banyak duduk tidak baik untuk kesehatan. Tetap aktif bergerak yang walaupun sedikit ternyata sangat penting.
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa duduk di depan meja kerja atau kantor memiliki risiko masalah kesehatan yang sedikit daripada hanya duduk menonton TV. Begitu pula dengan potensi kematian akibat penyakit jantung lebih rendah pada mereka yang duduk bekerja.Â
Baca Juga
Dalam sebuah studi pada lebih dari 3.500 orang dewasa keturunan Afrika-Amerika, para peneliti membandingkan efek dari kebiasaan duduk ini.
Advertisement
Ditemukan bahwa mereka yang menghabiskan lebih dari 4 jam dalam sehari untuk duduk di depan TV, 50 persen berisiko mengalami masalah jantung dan meninggal selama masa studi. Hasil tersebut lebih tinggi dibanding mereka yang hanya duduk dua jam.
Sementara, peserta yang mengatakan sering atau selalu duduk, lebih sedikit risiko mengalami masalah jantung dibanding mereka yang tidak pernah duduk saat kerja.
"Mungkin sebagian besar orang cenderung menonton televisi selama berjam-jam tanpa bergerak, sementara sebagian besar pekerja sering berdiri dari meja mereka," kata penulis studi senior Keith Diaz dari Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons, New York, Amerika Serikat seperti dilansir dari Live Science pada Jumat (5/7/2019).
Tuntutan Kognitif hingga Waktu Makan Malam
Diaz juga menambahkan bahwa hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh tuntutan kognitif yang dibutuhkan. Dibandingkan saat bersantai di depan TV, seseorang akan menggunakan otaknya ketika bekerja.
"Duduk di tempat kerja jauh lebih aktif secara mental, di mana kita menggunakan otak untuk berpikir kreatif, menyelesaikan masalah, bersosialisasi, dan lain-lain," kata Diaz.
Sementara, menonton TV kurang melibatkan fungsi mental. Selain itu, studi ini juga menemukan bahwa otak membakar sedikit lebih banyak kalori ketika aktif secara mental.
Meski tidak diketahui mengapa duduk di depan TV lebih buruk ketimbang di tempat kerja, namun para peneliti juga menyatakan bahwa waktu memiliki peran. Orang-orang akan meluangkan waktunya untuk menonton di malam hari, sekitar makan malam.
"Kombinasi makanan besar seperti makan malam dan duduk berjam-jam juga bisa sangat berbahaya," kata Diaz.
Namun, penelitian ini tetap memiliki kekurangan. Selain belum mengetahui apa penyebab risiko lebih tinggi ketika duduk di depan TV, para peneliti juga melakukan studi ini hanya pada orang dewasa Afrika-Amerika yang bekerja dan tinggal di satu area. Sehingga, belum diketahui apakah ini akan sama jika terjadi pada populasi lain.
Penelitian ini dimuat dalam Journal of the American Heart Association.
Advertisement