Â
Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit Atma Jaya meluncurkan Paviliun Bonaventura pada Selasa, 9 Juli 2019, di Pluit, Jakarta Utara.
Baca Juga
Pembangunan paviliun ini guna mendukung serta melengkapi sarana dan prasarana program studi untuk pendidikan dan penelitian di lingkungan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Unika Atma Jaya.
Advertisement
Peluncuran ini dihadiri ketua pengurus yayasan Atma Jaya, Ir Aswin Wirjadi; direktur utama RS Atma Jaya, dr Meta Dewi Thedja; dekan fakultas kedokteran dan kesehatan UNIKA Atma Jaya, Dr dr Yuda Turana; dan dokter spesialis geriatri RS Atma Jaya, dr Rensa.
Pada kesempatan itu, Health Liputan6.com diajak melihat fasilitas dari Paviliun Bonaventura ini yang terletak di lantai 7 dan lantai 10. Di lantai 10, terdapat sebuah kamar yang bisa menampung empat orang pasien, kamar VIP, dan kamar superior. Kemudian, rombongan diajak ke ruang UGD dan neurologi.
Sementara di lantai 10 tak berbeda jauh dari lantai 7, hanya berupa kamar untuk pasien. Yang tidak ada di lantai ini adalah kamar superior.
Selain diajak melihat fasilitas yang tersedia, disisipkan juga seminar singkat perihal kesehatan otak pada orang lanjut usia (lansia)
dr Yuda dan dr Rensa menjelaskan gejala awal kerusakan otak pada lansia serta risiko dan penyebab terjadinya penyakit otak, seperti demensia dan alzheimer. Yuda juga menjelaskan mengenai cara kerusakan dini pada otak.
"Pola hidup sehat sejak muda menentukan kesehatan otak di masa tua. Tanpa sadar seua investasi yang sudah mulai Anda lakukan sekarang sangat bergantung pada satu hal yang utama, yaitu ketangkasana intelektua Anda. Ivestasi otak adalah bagaimana tetap menjaga otak Anda sehat dan produktif," kata Yuda.
Â
Mendeteksi Kelainan pada Otak
Â
Menurut Yuda, melakukan pengetesan kognitif bisa menjadi salah satu cara untuk mengetahui apakah ada kelainan kognitif pada berbagai tingkatan usia. Atma Jaya Neuroscience and Cognitive Center (ANCC), yang merupakan salah satu Center of Excellent yang dimiliki Atma Jaya, membantu pemeriksaan berbasis ilmiah dan dilengkapi dengan pemeriksaan kognitif berbasis komputer.
Selain tes kognitif, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fakultas Kedokteran Atma Jaya prademensia juga bisa dideteksi dengan pemeriksaan saraf penciuman. Gangguan saraf pemciuman dapat merupakan tanda awal penuaan otak dan menjadi faktor risiko dimensia.
Pemeriksaan gangguan saraf penciuman menggunakam aroma yang dikenal di negara masing-masing dan saat ini RS Atma Jaya merupakan RS pertama di Indonesia yang menyediakan layanan ini.
"Proses menua secara alamiah akan dialami setiap manusia. Proses menua tidak dapat dicegah namun bisa diperlambat. Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses penuaan sehingga penyakit lebih mudah terjadi pada lansia", Rensa menjelaskan.
Laporan :Â Â Febrianingsih Almako
Advertisement