CEO Ungkap Strategi RS Mount Elizabeth Singapura Bertahan Selama 40 Tahun

Apa saja yang dilakukan RS Mount Elizabeth Singapura untuk bertahan selama 40 tahun di bisnis pelayanan kesehatan?

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 11 Jul 2019, 14:00 WIB
Diterbitkan 11 Jul 2019, 14:00 WIB
CEO RS Mount Elizabeth Singapura
CEO RS Mount Elizabeth Singapura mengungkapkan beberapa strategi yang mereka miliki untuk bertahan selama 40 tahun (Liputan6.com/Giovani Dio Prasasti)

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit (RS) Mount Elizabeth Singapura mengungkapkan kemampuan mereka untuk bertahan selama 40 tahun di bisnis layanan kesehatan bukan hanya karena kecanggihan teknologi saja.

Menurut Chief Executive Officer Rumah Sakit Mount Elizabeth Novena, Stephens Lo ada banyak strategi yang mereka lakukan, salah satunya kecepatan penanganan penyakit.

"Kecepatan menjadi salah satunya. Kemampuan untuk bertemu pasien dalam beberapa jam, memberikan mereka diagnosis, dan perawatan dalam 48 jam, adalah beberapa keunggulan," kata Lo pada Health Liputan6.com ditemui di Kuningan, Jakarta, ditulis Kamis (11/7/2019).

Seringkali, pasien butuh penanganan yang sangat cepat. Seseorang tidak boleh mendapatkan perawatan penyakit yang terlalu lama. Ini juga berpengaruh pada kondisi mental pasien.

"Apa yang kami lakukan memberikan pasien perasaan yang lebih tenang," Lo menambahkan.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

Dokter yang Berpengalaman

Di Rumah Sakit Ini, Olga Syahputra Meninggal Dunia
Di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Olga Syahputra menghembuskan nafas terakhirnya, Singapura, Pada pukul 16.17 wib, Jumat (27/3/2015).(AFP Photo/Roslan Rahman)

Strategi lain adalah dengan tenaga medis yang sudah berpengalaman. Dalam pernyataannya, Lo mengatakan bahwa ada lebih dari 550 spesialis multidisipliner yang bekerja di RS Mount Elizabeth.

"Jadi kalau Anda datang, Anda tidak akan bertemu dokter pemula melainkan yang sudah senior dan banyak menangani kasus," katanya.

Kebanyakan dari para dokter tersebut biasanya sudah mendapatkan pelatihan kedokteran di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Britania Raya untuk kemudian kembali ke Singapura dan bekerja di layanan kesehatan publik, sebelum bergabung dengan RS Mount Elizabeth.

Diakui, beberapa dokter dari Indonesia juga bertugas di sana. Dr. Noel Yeo, CEO RS Mount Elizabeth mengungkapkan, banyak dari mereka yang membantu pihak rumah sakit sekaligus pasien Indonesia untuk saling membantu, khususnya terkait bahasa dan kebudayaan antar dua negara.

Investasi pada Teknologi

Dokter Pria
Ilustrasi Foto Dokter Laki-laki (iStockphoto)

Investasi untuk teknologi juga tidak mereka lupakan. Lo mengatakan, meski tidak setiap kasus membutuhkan peralatan cangghih, mereka tetap menyediakan peralatan yang baik.

"Menyediakan itu tidak selalu harus digunakan, tapi kami menyediakan para dokter banyak pilihan dan opsi bagi mereka, untuk memberikan perawatan yang tepat untuk pasien."

"Lebih baik memilikinya, daripada butuh tapi malah tidak punya," tambah Lo.

Yeo menambahkan, yang terpenting adalah bagaimana agar pasien itu merasa nyaman meski sedang menjalani perawatan.

"Yang selalu dicari pasien adalah untuk melihat diri mereka nyaman seperti di rumah, percaya, dan punya harapan. Ada banyak strategi yang tidak bisa kami ceritakan," kata Yeo yang juga seorang dokter ini.

"Kami bukan tempat yang membuat keajaiban untuk menyembuhkan penyakit dan semacamnya, tapi setiap pasien yang datang adalah manusia dan mereka harus mendapatkan kepedulian dan cinta. Tidak hanya bagi pasien tapi juga untuk keluarganya."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya