Katy Perry Gunakan Enema Kopi Untuk Cegah Penuaan, Berbahayakah?

Katy Perry ingin hidupnya lebih sehat di masa depan. Itu alasan dia memilih enema kopi

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Jul 2019, 08:00 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 08:00 WIB
Penampilan Cantik Katy Perry di Gala amfAR 2018
Penyanyi Katy Perry tiba menghadiri Gala amfAR Los Angeles yang kesembilan di Beverly Hills, California, AS, (18/10). Dalam acara ini, Katy Perry mendapatkan penghargaan atas komitmennya untuk memerangi AIDS. (AP Photo/Jordan Strauss)

 

Liputan6.com, Jakarta - Penyanyi solo Katy Perry, 34 tahun, melakukan enema kopi guna mencegah penuaan dini. Dalam sebuah wawancara di Australia, pemilik tembang Never Really Over ini mengatakan bahwa dia mulai menggunakan cara tersebut untuk membantunya tetap muda.

Enema kopi digunakan untuk membersihkan usus besar dengan menyuntikkan cairan melalui anus ke dalam usus besar. Orang bahkan percaya bahwa enema kopi dapat menghilangkan racun sehingga bisa meningkatkan berat badan, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan lain-lain.

"Saya agak suka hal-hal seperti itu, seperti tempat kesehatan dan penyembuhan dan tempat perbaikan diri. Terutama jika Anda bertambah tua dan Anda dapat mabuk lebih lama, saya menyadari sel-sel tubuh saya sekarat," kata Katy Perry.

"Saya melakukan hal yang disebut Panca Karma, artinya melakukan banyak enema," ujar kekasih Orlando Bloom ini.

Katy Perry percaya bahwa enema dapat menambah energi dengan menyingkirkan seluruh kotoran pada tubuhnya.

 

Yang Dipilih Katy Perry Sudah Teruji?

Katy Perry
Selalu tampil berani dengan model rambut pixie cut. Setelah hijau neon, metalic purple menjadi salah satu warna andalan katy (sumber: Liputan6.com/IG/@katyperry)

 

Sayangnya, tidak ada bukti yang mengatakan bahwa manfaat enema mencegah penuaan.

Ranit Mishori, profesor kedokteran di Georgetown University School di Washington mengatakan bahwa semua orang kerap mencari cara untuk merasa lebih baik dan ada komponen psikologis untuk ingin membersihkan diri sendiri dan mengeluarkan sesuatu.

"Tetapi itu (membuang kotoran) sudah dilakukan oleh ginjal dan hari selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, itulah sebabnya kita buang air besar," kata Ranit.

Ranit ikut menulis tinjauan ilmiah pada 2011 yang diterbitkan dalam The Journal of Family Practice yang menyimpulkan bahwa dokter harus memberi tahu pasien bahwa pembersihan usus besar tidak memiliki manfaat yang terbukti dan tidak banyak efek samping.

Faktanya, enema ternyata dapat merusak tubuh. Enema dapat mengiritasi lapisan saluran indeks glikemik (GI) dan berpotensi memasukkan bakteri dan menginfeksi usus besar.

Ranit juga mengatakan bahwa jika enema tidak menimbulkan risiko kesehatan, Ranit berkata dia tidak bisa membayangkan mengapa orang sehat ingin melakukan enema.

Penulis: Febrianingsih Alamako

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya