Liputan6.com, Jakarta Apabila vape atau jenis rokok elektrik lainnya dianggap tidak berbahaya oleh sebagian orang tapi banyak kejadian yang membuktikan produk semacam itu tetap berisiko. Termasuk bagi kesehatan.
Dalam kurun waktu satu bulan, 14 orang di Amerika Serikat harus dilarikan ke rumah sakit akibat kebiasaan mengisap vape. Melansir Health pada Selasa (13/8/2019), 11 remaja di Wisconsin didiagnosis dengan penyakit paru-paru dan tiga orang dewasa muda di Illionis mengalami kerusakan paru.
Baca Juga
Departemen Kesehatan Wisconsin (Wisconsin Department of Health Services/WDHS) menyatakan bahwa masih ada tujuh kasus lain yang berada dalam penyelidikan mereka.
Advertisement
WHDS menyatakan, pasien yang dirawat mengalami gejala sesak napas, kelelahan, nyeri dada, batuk, mual, dan penurunan berat badan. Fox 6 Now bahkan melaporkan seorang pasien yang berusia 20-an bahkan harus mendapatkan koma yang diinduksi secara medis karena paru-parunya rusak akibat kebiasaan vaping.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Penyebab Vape Berbahaya Bagi Remaja
Direktur Illinois Department of Public Health (IDPH) Dr. Ngozi Ezike mengatakan bahwa saat ini kebiasaan merokok vape memang meningkat di kalangan remaja.
"Sementara efek jangka pendek dan panjang dari vaping masih diteliti, rawat inap baru-baru ini meningkatkan kebutuhan orangtua untuk bicara dengan anak remaja mereka tentang vaping dan memahamai konsekuensi serta potensi bahayanya," kata Ezike.
Dokter paru dan anak di Johns Hopkins Hospital, Christy Sadreameli mengatakan bahwa remaja memang lebih rentah akan bahaya rokok elektrik ketimbang orang dewasa.
"Pertama adalah otak mereka lebih rentah terhadap kecanduan nikotin dibandingkan orang dewasa," kata Sadreameli.
Selain itu, paru-paru mereka yang masih berkembang sepenuhnya juga terancam karena terekspos bahan kimia yang berbahaya. Beberapa zat tersebut biasanya mengandung partikel yang sangat halus, perasa berbahaya, dan logam berat.
"Untuk beberapa contoh komponen berbahaya, emisi rokok elektrik telah terbukti mengandung formaldehida, karsinogen, dan bahan yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada paru-paru seperti diacetyl dan akrolein," Sadreameli menjelaskan.
Advertisement