Liputan6.com, Jakarta Warganet Indonesia akhir-akhir ini dihebohkan dengan cerita horor berjudul "KKN di Desa Penari." Kisah yang diklaim diangkat dari kisah nyata tersebut sukses membuat orang penasaran dan mengikuti cerita viral tersebut.
Masyarakat Indonesia sendiri memang dikenal mudah tertarik dengan cerita horor, khususnya yang berbau mistis dan dunia gaib. Walaupun begitu, kecintaan seseorang akan kisah-kisah seram banyak adalah hal yang umum di seluruh dunia. Ada penjelasan ilmiah untuk hal ini.
Baca Juga
Menurut Irving Biederman, profesor ilmu saraf di Harold W. Dornsife Professor of Neuroscience di USC (University of Southern California) Dornsife College of Letters, Arts and Sciences hal tersebut karena seseorang suka akan pengalaman yang berbeda dari yang dirasakannya sehari-hari.
Advertisement
"Beberapa daya tarik ketakutan berasal dari penyimpangan dari pengalaman baru yang selama ini kita tahu aman," kata Biederman seperti dikutip dari laman USC News pada Jumat (30/8/2019).
Alex Ago, pakar film dari USC mengatakan bahwa rasa takut yang juga terkait dengan perasaan aman, melepaskan opioid alami seperti endorfin yang menandakan kesenangan, bersama dopamin, kimia yang terkait dengan perasaan dihargai di otak.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Identitas, Moralitas, dan Kultur
Tok Thompson, associate professor bidang antropologi dan komunikasi USC Dornsife mengatakan bahwa cerita-cerita seram juga membentuk identitas pribadi serta sistem moralitas.
Contohnya, ketika orang-orang mulai merenungkan arti hidup dan mati, cerita bisa dimuali dengan perjuangan untuk melawan roh jahat dalam diri mereka. "Dalam arti tertentu, monster adalah kita," kata Thompson.
"Mereka adalah bagian yang sangat berbahaya dari kita dan bagus untuk mengenali dan takut pada bagian-bagian jahat dari diri Anda," ujarnya.
Dari sisi kultural, cerita tentang hantu atau monster juga bisa melihat pengaruh budaya ketika itu menyebar di dunia. Zombi yang merupakan bagian dari tradisi Afrika, vampir dari Eropa Timur, hingga jin yang berasal dari Arab.
"Ada peran yang menarik dimainkan monster-monster ini dalam membentuk budaya kita," kata Thompson.
"Dan orang-orang terus menerus menciptakan kembali kisah-kisah ini, untuk berbicara tentang apa yang menakuti dan menghantui mereka."
Advertisement