Anak-Anak Diminta Libur Saat Kabut Asap, Komisi IX DPR RI Apresiasi Dinas Kesehatan

Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengapresiasi keputusan dinas kesehatan di beberapa daerah yang meminta anak-anak meliburkan sekolah saat terjadi kebakaran hutan dan kabut asap.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Sep 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2019, 19:00 WIB
Aktivitas Warga Riau Terganggu Akibat Kabut Asap
Warga beraktivitas saat asap kebakaran lahan gambut menyelimuti alun-alun Kabupaten Siak, Riau, Kamis (12/9/2019). Asap pekat kebakaran lahan gambut tersebut selain mengganggu kesehatan serta mencemari udara sehingga kualitasnya turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengapresiasi keputusan dinas kesehatan di beberapa daerah yang meminta anak-anak meliburkan sekolah saat terjadi kebakaran hutan dan kabut asap.

"Saya pikir itu sudah bagus. Jangan dipaksa anak-anak sekolah dalam keadaan berbahaya," kata Ketua Komisi IX DPR RI Dede Yusuf Macan Effendi di Gedung Kementerian Komunikasi dan Informatika, Jakarta pada Senin (16/9/2019).

Selain itu, terkait penanganan warga yang terkena Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat kabut asap, Dede mendesak agar obat-obatan harus segera masuk ke wilayah terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan.

Untuk kemungkinan terburuk, Dede mengatakan pemerintah juga harus siap melakukan evakuasi masyarakat ke daerah yang belum terdampak kabut asap.

"Ini mungkin agak sulit, yaitu bagaimana menyiapkan yang terburuk adalah evakuasi dari wilayah tersebut," kata mantan wakil gubernur Jawa Barat itu usai kegiatan Forum Merdeka Barat 9.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Pemerintah Harus Fokus Padamkan Titik Api

Walau begitu, Dede mengatakan akan sia-sia jika melakukan evakuasi namun polusi udara akibat kebakaran hutan terus saja meluas. Sehingga yang terpenting, pemerintah diminta fokus juga pada upaya mematikan titik api.

"Kalau penyebarannya makin tinggi, mau tidak mau harus melokalisir penyebaran. Jadi ditutup. Bagaimana caranya? Silahkan pemerintah melakukan berbagai cara agar penyebaran dilokalisir ditutup. Titik asap itu harus segera diselesaikan," kata Dede menegaskan.

Dede sendiri mendukung Kementerian Kesehatan RI dalam distribusi alat-alat kesehatan seperti masker dan tabung oksigen. Ia juga meminta agar bantuan tersebut bisa dengan cepat tersalurkan dan mencegah jatuhnya korban lebih banyak.


Sanksi bagi Pelaku

Dede juga meminta agar pemerintah menjatuhkan sanksi kepada pelaku pembakaran hutan agar kejadian seperti ini tak berulang setiap tahun.

"Karena yang jelas, konon saya baca di media juga, informasi yang beredar karhutla ini kan terjadi karena dibakar. Jadi bukan karena kebakaran, berarti kan ada pelakunya," kata pria yang terkenal sebagai aktor film laga ini.

"Jika karena masyarakat diperintahkan karena dibayar, yang memerintahkan harus segera ditangkap."

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya