Liputan6.com, Bandung Faktor psikologis atau kejiwaan memengaruhi kondisi medis. Diantaranya adalah mempengaruhi perjalanan kondisi medis umum, perkembangan atau eksaserbasi, keterlambatan penyembuhan dan mengganggu pengobatan kondisi medis umum.
Selain itu, juga membuat risiko kesehatan tambahan bagi individu, respons fisiologis yang berhubungan dengan stres serta menyebabkan atau mengeksaserbasi gejala kondisi medis.
Baca Juga
Menurut dokter spesialis kesehatan jiwa Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Santi Andayani, antara nyeri yang diakibatkan oleh penyakit gangguan inflamasi kronis yang memengaruhi banyak sendi, termasuk di tangan dan kaki (rematoid artritis) dengan tingkat depresi itu merupakan hal yang sangat terkait dan saling berpengaruh.
Advertisement
"Keduanya seperti siklus terhubung, nyeri mengakibatkan depresi dan depresi pun mengakibatkan nyeri," kata Santi dalan keterangan resminya ditulis Health-Liputan6.com, Bandung, Minggu, 6 Oktober 2019.
Untuk mengatasinya kata Santi, perlu disembuhkan keduanya secara bersamaan, baik depresi maupun nyeri sendi pada pasien. Guna mengatasi masalah depresi, lanjut Santi, pasien dapat berkonsultasi dengan psikiater. Terapi yang dilakukan bisa dengan konseling maupun pemberian obat.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Tak Perlu Malu Berkonsultasi
Stigma yang berkembang di masyarakat bahwa pasien yang berobat pada psikiatri adalah orang dengan gangguan jiwa atau umum disebut 'orang gila' menyebabkan masyarakat enggan berobat ke psikiater. Santi berpesan, masyarakat tak perlu malu berkonsultasi dengan dokter jiwa.
"Stigma tersebut sedikit demi sedikit perlu diubah sehingga pasien lebih leluasa berkonsultasi masalah kesehatan jiwanya ke psikiatri," ujar Santi.
Kualitas hidup pasien dapat meningkat dengan sistem perawatan terpadu antara fisik dan psikis. Dukungan spiritual dan psikososial dari keluarga sejak diagnosis ditegakkan hingga akhir hayat dapat meringankan nyeri serta penderitaan lainnya yang dialami pasien.
RSHS Bandung sebagai institusi kesehatan, mengaku bertanggung jawab memberikan edukasi kepada masyarakat. Karenanya, RSHS secara rutin menggelar acara-acara edukatif seperti seminar aspek kesehatan jiwa pada pasien atritis reumatoid. (Arie Nugraha)
Advertisement