Kenali Ensefalitis, Radang Otak yang Diderita Alfin Lestaluhu Sebelum Tutup Usia

Diagnosis dokter menyatakan Alfin mengalami ensefalitis dengan hypoalbumin.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 01 Nov 2019, 07:37 WIB
Diterbitkan 01 Nov 2019, 07:37 WIB
Kualifikasi Piala AFC U-16 2020, Indonesia Bungkam Filipina
Pemain belakang Timnas Indonesia U-16, Alfin Farhan Lestaluhu (kiri) berebut bola dengan pemain Filipina U-16, Sam Rudolfo Taylor pada kualifikasi Piala AFC U-16 2020 Grup G di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, Senin (16/9/2019). Indonesia U-16 unggul 4-0. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pemain timas Indonesia U-16 Alfin Lestaluhu tutup usia pada Kamis (31/10/2019) malam. Sebelumnya, Alfin dirawat secara intensif di RS Royal Progress Jakarta. Menurut keterangan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI), diagnosis dokter menyatakan Alfin mengalami ensefalitis dengan hypoalbumin.

Pemain belakang Timnas Indonesia U-16 itu mengeluh sakit kepala usai membela timnya di ajang Kualifikasi Piala Asia 2020. Sebelum dirawat di Jakarta, Alfin lebih dulu menjalani perawatan di Ambon.

Mengutip laman Klikdokter, ensefalitis atau radang otak adalah infeksi otak yang umumnya disebabkan oleh virus. Penyakit ini tak mengenal usia, bisa menyerang anak-anak maupun orang dewasa.

"Enssefalitis merupakan infeksi otak yang dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme, seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang menyebar dalam darah ke cairan otak. Infeksi pada otak biasanya terjadi pada seseorang yang memiliki sistem imunitas rendah," jelas dr Dina Kusumawardhani dari Klikdokter.

 

Virus Penyebab Ensefalitis

Perkembangan ensefalitis cukup sulit ditebak dan penyembuhannya memerlukan waktu lama, berminggu-minggu hingga berbulan-bulan.

Seperti telah disinggung, ensefalitis disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, jamur, parasit, atau karena penyakit autoimun. Namun, yang paling sering dtemui adalah karena infeksi virus.

Berikut infeksi virus yang sering menyebabkan radang otak atau ensefalitis:

- Herpes Simplex Virus

- Ebstein Barr Virus

- Virus campak dan mumps yang biasanya menyerang anak-anak

- Golongan arbovirus yang ditularkan melalui nyamuk, seperti Japanese Encephalitis Virus dan West Nile Virus. 

Gejalanya bervariasi

"Gejala yang dialami oleh penderita ensefalitis dapat sangat bervariasi, tergantung dari tingkat keparahannya. Namun pada umumnya gejala yang dialami dapat berupa demam, sakit kepala, terlihat bingung, kejang, penurunan kesadaran, disorientasi, kerusakan otak, koma dan bahkan dapat menimbulkan kematian," ujar dr Dina, seperti dimuat dalam Klikdokter. 

Mengutip laman Mayoclinic, ensefalitis jarang sekali mengancam jiwa. Namun, diagnosis serta pengobatan yang tepat sangat penting karena sulit memprediksi kapan seseorang terjangkit penyakit ini.

Tanda atau gejala seseorang terkena ensefalitis mirip gejala flu seperti sakit kepala, demam, nyeri otot atau sendi, serta kelelahan atau lemas.

Pada sebagian orang, gejala ensefalitis lebih parah seperti:

- kebingungan, agitasi, halusinasi

- kejang

- kehilangan rasa atau lumpuh di bagian wajah atau tubuh tertentu

- otot menjadi lemas

- kesulitan bicara atau mendengar

- kehilangan kesadaran

 

Saksikan juga video menarik berikut ini: 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya