Penyebab Angka Balita Stunting di Jakarta Timur Paling Tinggi se-DKI

Ada 3 faktor yang membuat angka stunting di Jakarta Timur paling tinggi dibandingkan wilayah lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Nov 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 04 Nov 2019, 17:00 WIB
Melihat Kondisi Anak-Anak Kurang gizi di Pandeglang
Anak kurang gizi (Foto:Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Jakarta Timur menduduki jumlah terbanyak kasus stunting usia balita di Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Ada tiga alasan penyebab angka stunting di Jakarta Timur paling tinggi dibandingkan wilayah lain seperti disampaikan Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur Indra Setiawan.

Indra menyebutkan ada tiga alasan wilayahnya ditetapkan sebagai lokus atau genetika stunting tertinggi di Jakarta. Pertama, Jakarta Timur merupakan wilayah dengan populasi penduduk terbanyak di DKI, lalu jumlah masyarakat miskin yang tinggi serta adanya kesenjangan pada panjang badan dan umur.

Meski angka kasus stunting di Jakarta Timur tinggi, secara umum jumlah anak stunting di DKI Jakarta masih berada di bawah rata-rata nasional.

"Kalau lihat data nasional, DKI sebenarnya jauh di bawah rata-rata nasional, kalau tidak salah, hanya berkisar 13,7 persen dari populasi nasional," kata Indra seperti dikutip Antara, Senin (4/11/2019).

Berdasarkan data yang dirilis Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta pada Mei 2019, terdapat dua kategori balita kerdil, diantaranya yang bertubuh sangat pendek total 15.657 anak balita, dan bertubuh pendek sebanyak 19.122 anak balita. Jakarta Timur menduduki posisi tertinggi balita kerdil dengan kategori sangat pendek 4.857 balita dan pendek sebanyak 5.628 balita.  

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan juga video menarik berikut:


Wali Kota Jakarta Timur Minta Kasus Stunting Nol

Indra menyebutkan, Jakarta Timur dan Kepulauan Seribu tengah disasar menjadi kawasan lokus intervensi stunting pada 2020.

"Sepekan lalu kami ada pertemuan dengan masyarakat lintas profesi di Jakarta Timur. Pak Wali Kota ingin masalah ini jadi cambuk untuk kita agar kasus stunting di Jaktim bisa ditekan sampai nol," katanya.

Kasus stunting, kata Indra, dipicu oleh kesadaran masyarakat terhadap pola hidup bersih dan sehat yang masih minim. Untuk itu, pihaknya tengah mengintensifkan upaya preventif dengan memberikan edukasi pola hidup sehat kepada masyarakat.

"Kita tarik dulu ke belakang, bagaimana menangani hidup sehat remaja putri, mempersiapkan remaja sebelum disunting sebagai istri, sampai melahirkan," katanya.

Bahkan hingga remaja putri tersebut memiliki bayi berusia dua tahun, akan diberikan bimbingan untuk mengantisipasi stunting. "Faktor itu yang akan kita fokuskan agar stunting di Jaktim bisa nol," katanya.

Berikut data yang dirilis Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengenai atau kekurangan gizi kronis dan kekerdilan pada anak balita di DKI Jakarta.

Kategori sangat pendek:

- Jakarta Pusat 745 balita

- Jakarta utara 2.279 balita

- Jakarta Barat 3.671 balita

- Jakarta Selatan 4.052 balita

- Jakarta Timur 4.857 balita

- Kepulauan Seribu 53 anak balit

 

Kategori pendek:

- Jakarta Pusat 967 balita

- Jakarta utara 3.207 balita

- Jakarta Barat 4.158 balita

- Jakarta Selatan 4.859 balita

- Jakarta Timur 5.628 balita

- Kepulauan Seribu 303 balita

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya