Liputan6.com, Jakarta Setelah 17 tahun berjuang melawan tumor otak, vokalis duo Roxette Marie Fredriksson akhirnya meninggal dunia pada 9 Desember pagi waktu setempat. Musikus asal Swedia yang terkenal di era 80-an itu mulai mengetahui dirinya memiliki penyakit tersebut di tahun 2002.
Dikutip dari Express pada Rabu (11/12/2019), Marie ditemukan tidak sadarkan diri sembari mengalami kejang di dapurnya usai berolahraga.
Baca Juga
Saat itu, Marie Fredriksson diketahui mengalami masalah pada fungsi tubuhnya karena tumor yang dideritanya. Dia kehilangan penglihatan di mata kanannya serta membuat pendengarannya menurun. Selain itu, dokter menyatakan bahwa harapan hidupnya hanya 25 persen.
Advertisement
"Seperti Marie, banyak orang menderita karena komplikasi kesehatan jangka panjang setelah diagnosis tumor otak mereka dan perawatan seperti kehilangan penglihatan, pendengaran, dan cedera radiasi," kata Sarah Lindsell, chief executive dari Brain Tumour Charity seperti dikutip dari Hereford Times.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pesan Dalam Single Terakhirnya
Dimberg Jernberg Management yang menaungi Roxette pada saat itu menyatakan bahwa Marie mendapatkan perawatan agresif yang berat namun berhasil.
"Berkat semangat juangnya yang sangat kuat, Marie pada 2009 dapat kembali secara bertahap ke panggung dunia," tulis manajemen Roxette. Namun, penyakit itu kembali tak lama kemudian.
Pada 2016, Marie sempat diminta berhenti tur oleh dokternya untuk bisa fokus pada pemulihan kesehatannya.
Tahun 2018 lalu, Marie mengeluarkan single terakhirnya yang berjudul "Sing Me A Song." Dalam lagu itu, dia menuliskan sebuah lirik yang merupakan perasaannya tentang kehidupannya: "Cinta yang kumiliki dan kuberikan. Membuatku sulit untuk mengucapkan selamat tinggal."
Advertisement
Gejala Tumor Otak
Tumor otak sendiri adalah kumpulan, sebuah massa, atau sel-sel abnormal di otak. Mereka bisa bersifat kanker atau jinak.
Ketika tumor tumbuh, mereka bisa menyebabkan tekanan dalam tengkorak meningkat. Kondisi ini berisiko menyebabkan kerusakan otak dan mengancam jiwa.
Gejalanya tergantung pada lokasi dan ukuran tumor. Beberapa bisa menyebabkan kerusakan secara langsung dengan menyerang jaringan, dan beberapa rentan menyebabkan tekanan pada otak di sekitarnya.
Beberapa gejala umum yang banyak diderita adalah sakit kepala yang memburuk di pagi hari, saat tidur, atau terasa lebih parah saat batuk, bersin, dan berolahraga. Kondisi lain yang mungkin menyertainya seperti muntah, penglihatan yang kabur, rasa bingung, kejang, kelemahan pada bagian wajah, hingga perubahan fungsi mental.