Liputan6.com, Jakarta Hepatitis A banyak ditemukan dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis A dan merupakan penyakit endemis di beberapa negara berkembang. Penyakit ini erat katannya dengan kualitas kebersihan pribadi dan kualitas kebersihan lingkungan, seperti kebersihan makanan yang rendah, lingkungan yang kumuh, dan perilaku masyarakat yang tidak mendukung untuk hidup sehat.
Menurut World Health Organization (WHO), ketersediaan air bersih, kebersihan makanan, menjaga kebersihan sanitasi, dan melakukan vaksinasi merupakan cara yang efektif dalam menanggulangi penyebaran wabah ini.
Baca Juga
Surat Edaran Dirjen P2P kepada Kadinkes Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota yang ditandatangani pada 9 Desember 2019, menyatakan bahwa telah terjadi peningkatan kasus hepatitis A sejak April 2019 hingga saat ini. Sejak 3 tahun terakhir, kasus hepatitis A di Indonesia terus meningkat. Pada tahun 2016 sebanyak 126 kasus, tahun 2017 sebanyak 218, dan pada tahun 2018 sebanyak 568 kasus.
Advertisement
Saksikan juga video menarik berikut:
Upaya yang dilakukan Pemerintah Kota Depok:
Pengetahuan masyarakat Indonesia mengenai hepatitis A masih harus ditingkatkan lagi agar muncul rasa waspada sehingga tidak mudah terserang penyakit menular ini. Pemerintah Kota Depok tengah berusaha mensosialisasikan mengenai upaya pencegahan, gejala, serta dampak dari penyakit ini karena berdasarkan hasil identifikasi terdapat 262 kasus hepatitis A di depok.
Sebagai bentuk dukungan publik, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Depok untuk menyelenggarakan kegiatan "National Media Briefing on Hepatitis A" sebagai upaya untuk menurunkan jumlah orang yang mengidap hepatitis A di Indonesia.
"RSUI memiliki misi untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang mengutamakan keselamatan pasien dan kualitas pelayanan. Oleh karena itu, sebagai bentuk komitmen kami, RSUI membuka klinik baksinasi yang terbuka untuk umum," kata Direktur Pelayanan Primer Rumah Sakit Universitas Indonesia, Dr. dr. Astrid Sulidtomo, MPH, SP.OK, pada acara "National Media Briefing on Hepatitis A" Kamis (19/12) di salah satu rumah sakit daerah Depok.
Pada kesempatan yang sama, Dokter Spesialis Anak, dr. Nina Dwi Putri, Sp. A-K, mengatakan bahwa berdasarkan data yang didapatkannya, terdeteksi bahwa anak-anak sangat rentan terhadap penyakit infeksi, seperti hepatitis A, terbukti dengan sebagian besar pasien pada Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah siswa sekolah menengah pertama. Kemudian, dr. Nina juga menambahkan bahwa vaksinasi bermanfaat untuk mencegah penyebaran penyakit ke orangtua, adik, kakak, dan anak-anak lain disekitarnya.
"Pada negara berkembang, 9 dari 10 anak kurang dari 10 tahun terkena hepatitis A. Kalau anak-anak diperiksa kekebalan terhadap virus hepatitis A terdeteksi positif. Sebenarnya virus hepatitis A berada di sekitar kita. Maka dari itu, kita semua harus waspada akan penularan dari virus hepatitis A," kata dr. Nina.
Penulis: Salsabila Fauziah Rahman
Advertisement