Kemenkes Terjunkan Satgas, Cek Penyakit Pasca Banjir Jakarta yang Perlu Diwaspadai

Kementerian Kesehatan sudah menerjunkan satgas kesehatan dan penyakit pasca banjir Jakarta yang perlu diwaspadai.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 02 Jan 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2020, 17:00 WIB
Luapan Kali Ciliwung Masih Menggenangi Jalan Jatinegara Barat
Anak-anak bermain air saat banjir menggenangi Jalan Jatinegara Barat, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Hujan yang terjadi kemarin malam membuat Kali Ciliwung meluap ke jalan. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan melalui Pusat Krisis Kesehatan sudah menerjunkan tim satgas kesehatan untuk pemantauan korban terdampak banjir Jakarta. Kabar tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Banjir Jabodetabek di Ruang Rapat Lantai 15, Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan bencana, Jakarta Timur hari ini, Kamis (2/1/2020).

Penanganan banjir Jakarta yang dilakukan Kemenkes berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta maupun Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Bekasi dan Bogor.

Mobilisasi perahu karet, pelampung, dan pemantauan ketat selama 24 jam sudah dilakukan untuk penanganan korban banjir Jakarta. Informasi pada laman Twitter Pusat Krisis Kesehatan, Tim Rapid Health Assessment (RHA) sudah melakukan penilaian cepat ke Cipinang Melayu dan Serpong, kemarin (1/1/2020).

"Sampai saat ini, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan, masih banyak lokasi yang belum terlayani untuk pelayanan kesehatannya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Agus Wibowo sebagaimana keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Kamis (2/1/2020). 

"Dan satu hal yang perlu untuk diwaspadai penyakit ikutan pasca banjir Jakarta ini, seperti penyakit kulit, gatal-gatal, diare, ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Atas), leptospirosis, dan lainnya."

 

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Leptospirosis dan Lingkungan yang Banjir

Banjir
Rapat Koordinasi Penanganan Dampak Banjir Jabodetabek di Ruang Rapat Lantai 15, Gedung Graha Badan Nasional Penanggulangan bencana, Jakarta Timur hari ini, Kamis (2/1/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Lingkungan sekitar banjir yang kotor dengan sampah bertebaran di mana-mana dapat menimbulkan penyakit bagi korban maupun pengungsi. Penyakit yang ditularkan melalui tikus, yang disebut leptospirosis pasca banjir perlu diwaspadai.

Akademisi dan Praktisi Klinis, Ari Fahrial Syam menyampaikan, penyakit yang ditularkan melalui hewan dari ordo Rodentia, yaitu tikus merupakan penyakit yang juga sering didapat saat pasca banjir.

"Salah satu jenis rodent borne disease yang dapat timbul pada bencana banjir, yakni leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir," tulis Ari melalui pesan singkat kepada Health Liputan6.com.

"Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan, kaki atau mukosa mulut (selaput lendir yang membasahi bagian dalam mulut), maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus sekaligus mengandung leptospirosis akan menular ke kita."


Bahaya Leptospirosis

Banjir Masih Rendam Pela Mampang Pulo
Seorang anak melintasi banjir yang merendam kawasan Pela Mampang Pulo, Jakarta, Kamis (2/1/2020). Sejumlah rumah di kawasan Pela Mampang Pulo terpantau masih terendam banjir. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pasien yang kena leptospirosis akan mengalami keluhan berupa demam tinggi mendadak, sakit kepala, mual muntah, lemas dan nyeri otot, terutama otot betis.

Mata merah dan timbul kuning pada mata dan kulit. Warna air kencing berubah seperti air teh. Sekilas pasien ini seperti pasien dengan infeksi hepatitis virus.

"Penyakit leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi, antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru, dan otak," ujar Ari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya