Jumlah Psikiater di Indonesia Masih Kurang

Ada beberapa faktor yang membuat jumlah psikiater masih kurang

oleh Arie Nugraha diperbarui 08 Jan 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2020, 16:00 WIB
Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Bandung Jumlah dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater) di Indonesia kini ada sekitar 1.000 orang tersebar di kota-kota besar. Namun, jumlah tersebut masih kurang mengingat banyaknya kasus gangguan kejiwaan terus bertambah.

Menurut Ketua Program Studi Psikiatri Universitas Padjadjaran, Shelly Iskandar, kekurangan jumlah  psikiater tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah kurangya dosen pengajar.

“Sehingga kalau jumlah dosennya kurang, diperbolehkan menerima jumlah mahasiswanya juga sedikit. Kalau ditanya kenapa dosennya kurang? Itu karena lebih enak menjadi dokter spesialis dalam hal pendapatan dibandingkan menjadi dosen,” kata Shelly di RS Melinda, Bandung, Jawa Barat pada Selasa, 7 Januari 2020.

Berdasarkan pengamatannya, jumlah peminat mahasiswa kedokteran spesialis psikiatri di Universitas Padjadjaran dan sembilan senter pendidikan serupa lainnya di Indonesia mengalami kenaikan. Walau, kata Shelly, jumlah mahasiswa yang berminat menjadi psikiater tidak sebanyak jurusan spesialis lainnya.

 

Saksikan juga video menarik berikut:

Ada 5-6 Psikiater Baru Tiap Tahun

Ilustrasi Tulisan Tangan Dokter dan Dokter (iStockphoto)
Dokter (Ilustrasi/iStockphoto)

Shelly menyebutkan ukuran jumlah mahasiswa yang lulus menjadi psikiater dalam setahun, paling banyak yaitu 50 orang. Jika dirata-rata, ucap Shelly, setiap senter pendidikan meluluskan lima sampai enam orang dokter psikiatri dalam setahun.

“Kenapa banyak orang yang tidak mengambil jurusan psikiatri ? Itu jelas karena stigmanya tinggi kemudian dilihat dari segi ekonomi mungkin kalah dibandingkan dokter bedah, dokter penyakit dalam. Itu kemungkinannya,” ujar Shelly.

Berdasarkan data yang dimiliki oleh RS Melinda Bandung, angka kunjungan pasien kejiwaan per bulannya mencapai 750. Pemicunya adalah adanya pemeriksaan kejiwaan gratis bagi masyarakat yang kurang mampu secara ekonomi dan potongan harga bagi kelompok mahasiswa.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya