Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis kebidanan dan ginekologi klinis di Northwestern University Feinberg School of Medicine Lauren Streicher mengungkapkan waktu periode menstruasi yang normal.
Menurutnya, seseorang harus memperhatikan berapa lama periode menstruasi bertahan karena periode yang sangat singkat atau sangat lama bisa menjadi penanda bahwa terdapat sesuatu yang dapat mengganggu kesehatan.
Baca Juga
Dalam siklus menstruasi, lapisan rahim bersiap untuk kemungkinan kehamilan. Untuk melakukan ini, indung telur mulai melepaskan lebih banyak esterogen untuk menumbuhkan lapisan rahim bagi sel telur yang dibuahi.
Advertisement
Setelah ovarium melepaskan sel telur, kadar esterogen turun, namun kadar progesteron meningkat, dan jika tidak hamil, kadar esterogen dan progesteron mulai turun. Tingkat estrogen dan progesteron tersebut memberi tahu tubuh untuk meluruhkan dinding rahim hingga menstruasi itu terjadi, seperti yang diwartakan dalam laman Self.
Tidak ada aturan yang menentukan berapa lama menstruasi berlangsung, tetapi antara 2 sampai 7 hari umumnya dianggap normal.
Di sisi lain juga normal untuk memiliki masa periode menstruasi seminggu penuh, menurut American College of Obstetricians dan Gynaecologists. Begitu menstruasi mulai merambat ke tujuh hari terakhir, secara teknis seseorang sudah mengalami menorrhagia, kondisi ketika menstruasi terlalu panjang, tidak normal, atau keduanya.
Jika siklus menstruasi lebih pendek dari dua hari atau lebih lama dari tujuh, dokter mungkin ingin menggali sedikit lebih dalam untuk melihat apa yang terjadi. “Terutama jika apa yang Anda hadapi berbeda dari biasanya, atau jika Anda mengalami pendarahan yang sangat deras,” kata Streicher.
Simak Video Menarik Berikut:
Kondisi menstruasi
Beberapa kondisi kesehatan yang memengaruhi ovarium atau hormon juga dapat menyebabkan menstruasi yang sangat singkat.
Sebagai catatan, siklus menstruasi dianggap normal saat memiliki periode yang lebih pendek, lebih ringan, atau bahkan tidak ada ketika menggunakan kontrasepsi hormonal. Apa pun jenis kontrasepsi hormonal yang dipilih, kontrasepsi mengandung progestin, yang mengencerkan lapisan rahim dan menghasilkan periode yang kurang intens.
“AKDR-Cu tembaga non-hormon kadang-kadang dapat membuat menstruasi Anda lebih lama atau lebih berat, terutama ketika Anda pertama kali mulai menggunakannya,” kata Amber Bondurant-Sullivan, dokter spesialis obstetri dan ginekologi di The Ohio State University Wexner Medical Center.
Berbagai hal dapat menyebabkan seseorang mengalami menstruasi lebih lama dari biasanya, dan banyak di antaranya adalah kondisi kesehatan reproduksi.
Banyak hal dalam hidup, termasuk tingkat stres dan diet juga dapat mengganggu siklus mesntruasi. “Jika menstruasi berhenti satu bulan dan kemudian kembali normal, Anda mungkin baik-baik saja,” kata Streicher.
Tetapi jika keanehan berlanjut, atau menyadari apa yang dipikir normal ternyata tidak, saatnya untuk berbicara dengan dokter.
“Mereka mungkin akan menanyakan banyak pertanyaan, termasuk berapa lama menstruasi berlangsung, berapa banyak darah yang keluar, dan apakah terdapat banyak gumpalan darah saat mengalami menstruasi,” sambungnya.
Secara keseluruhan, pengujian ini akan membantu dokter membuat diagnosa dan, dari sana, mendapatkan perawatan yang membuat menstruasi kembali normal.
Penulis: Lorenza Ferary
Advertisement