Liputan6.com, Kuala Lumpur Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan tingkat tinggi jaminan sosial pada tahun 2020. Kabar tersebut datang dari International Social Security Association (ISSA) sebagai asosiasi jaminan sosial sedunia.
ISSA mempercayakan BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara Konferensi Tingkat Tinggi Internasional bagi para pimpinan (CEO) dan senior manager program jaminan sosial (social security) sedunia pada 22-24 September 2020 mendatang.
Advertisement
The 1st International Conference on Management of Social Security rencananya diadakan di Bali. Direktur Utama BPJS Kesehatan, Fachmi Idris merespons baik secara langsung amanah besar dari ISSA tersebut.
“Tentu saja, kami siap menjalankan kepercayaan ini dan akan mempersiapkan acara dengan sebaik-baiknya. Kepercayaan ISSA kepada Indonesia merupakan bukti bahwa bangsa ini menciptakan magnet baru dalam pengelolaan jaminan sosial di dunia," ujar Fachmi selepas memberikan paparan dalam forum Technical Seminar on Digitalization. New Forms of Work: Focussing on Occupational Risks pada 18-20 Februari 2020 di Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu (19/2/2020).
"Nanti kita bisa berbagi pengalaman, merumuskan solusi akan tantangan-tantangan yang tidak sedikit kita hadapi dalam pengelolaan jaminan sosial khususnya kesehatan.”
Melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Konferensi Tingkat Tinggi Internasional pada 2020 merupakan forum 3 tahun sekali. Forum ini adalah pertama kalinya diadakan oleh ISSA, di luar kegiatan rutin forum tertinggi, ISSA World Social Security Forum.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Pemanfaatan Teknologi dalam Jaminan Sosial
The 1st International Conference on Management of Social Security yang akan digelar di Indonesia diharapkan dapat merumuskan bagaimana para penyelenggara jaminan sosial dunia mengantisipasi perubahan yang terjadi di dunia dalam konteks kepemimpinan, sumber daya manusia dan inovasi (leadership, managing people and innovation).
Selain itu, menjadi ajang berbagi pengalaman dalam hal pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk mengelola data-data jaminan sosial. Dalam forum juga bisa tercipta platform pembelajaran dan kolaborasi antar lembaga dalam pengembangan TIK untuk anggota ISSA berbagai negara.
Menilik perkembangan program JKN_KIS di Indonesia, Fachmi menjelaskan bahwa saat ini, kepesertaan JKN-KIS selalu meningkat setiap tahun. Indonesia pun sudah masuk dalam era digitalisasi yang meningkat dengan sangat cepat.
“Sebagai contoh salah satu tantangan terbesar program JKN-KIS adalah bagaimana mengelola sektor informal. Saat ini, pemanfaatan teknologi dilakukan dalam pengelolaan sektor informal agar peserta rutin membayar iuran dengan membuka akses digitalisasi melalui pembayaran berbasis online," jelas Fachmi dalam paparan terkait Digitalization in Indonesia-New Form of Work: Threat or Opportunity?
"Sudah lebih dari 700 ribu payment poin online banking telah dibangun, pemanfaatan e-commerce, e-wallet, dan lainnya.”
Advertisement