Liputan6.com, Jakarta Masalah buang air kecil atau kencing ini memang tidak terlalu berbahaya. Namun, karena ada banyak orang yang sering mengalami dorongan pipis setelah sampai rumah ini, para ahli sampai menyebutnya sebagai "inkontinensia latchkey" dan menerbitkannya dalam jurnal Biomedical Research pada 2015.
"Ini adalah fenomena nyata," kata ahli urologi di Cleveland Clinic, Sandip Vasavada, MD. Ia membahas perasaan mendesak buang air kecil saat baru tiba di rumah. Ternyata, penyebabnya adalah karena berbagai perilaku yang kita lakukan dalam perjalanan, termasuk menahan kencing di jalan, dilansir dari Health.
Baca Juga
Menurut dr. Vasavada, beberapa pasiennya mengatakan bahwa ketika mereka membuka pintu rumah, mereka seperti merasakan kebutuhan mendesak untuk buang air kecil, hampir seperti sinyal yang menyambung ke kandung kemih mereka.
Advertisement
Istilah inkontinensia latchkey akhirnya digunakan untuk menggambarkan turunnya urine ketika seseorang tiba di rumah dan melakukan suatu aktivitas. Terlepas dari apa yang Anda lakukan, penyebab sensasi ini adalah tanda bahwa Anda mengalami sindrom kandung kemih yang terlalu aktif atau Overactive bladder (OAB)," kata Sovrin M Shah, MD, seorang ahli urologi di Gunung Sinai.
Menurut sebuah survei yang dilakukan sekitar 15 tahun yang lalu, ada sekitar 33 juta orang di Amerika Serikat memiliki kandung kemih yang terlalu aktif, itulah sebabnya banyak orang mengeluhkan kondisi ini," tambahnya.
Penting memantau kafein dan alkohol
Menurut dr. Vasavada, dokter tidak tahu pasti pemicu keinginan buang air dengan OAB, namun studi 2015 tersebut menunjukkan adanya kondisi Pavlov (teori behavioristik asosiatif stimulus-respons).
"Pemicu OAB bukan hanya saat baru tiba di rumah, namun ada kegiatan lain yang bisa memicunya, seperti mencuci tangan atau mandi di air hangat," kata Dr. Vasavada. Ia menambahkan, beberapa orang mengatakan cuaca dingin juga memicu OAB.
Dr. Vasavada menyebutkan, gejala OAB mirip inkontinensia (rasa ingin buang air sepanjang hari dan di malam hari). Namun, menurut US Department of Health & Human Services, inkontinensia umumnya disebabkan oleh berbagai masalah lain, termasuk kerusakan saraf, sembelit, dan operasi.
Kebanyakan orang menganggap OAB sebagai efek samping dari penuaan dari kondisi tertentu, menurut National Association for Continence (NAFC). Namun, kasus yang parah dapat mengganggu kualitas hidup seseorang, sehingga butuh penanganan dokter.
Perawatan tersebut antara lain termasuk perubahan diet, termasuk memantau asupan kafein dan alkohol, ungkap dr. Shah.
Beberapa obat dapat digunakan untuk mengontrol saraf kandung kemih, dan dalam kasus ekstrem, dokter mungkin mempertimbangkan operasi memperbesar kandung kemih.
Advertisement