Gubernur Jabar: Paparan COVID-19 Terjadi di Daerah Penyangga Ibu Kota

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan sebaran daerah yang terpapar COVID-19, sebagian besar berada di daerah penyangga Ibu Kota Jakarta.

oleh Arie Nugraha diperbarui 15 Mar 2020, 14:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2020, 14:00 WIB
Cegah Corona Merebak, KAI Hadirkan Kereta Kesehatan
Petugas memasangkan masker ke seorang anak saat sosialisasi pencegahan virus corona yang digelar PT KAI Daop 1 melalui Rail Clinic di stasiun kereta Depok, Jumat (6/3/2020). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menyatakan sebaran daerah yang terpapar COVID-19, sebagian besar berada di daerah penyangga Ibu Kota Jakarta. Hal itu terlihat dari data yang dimiliki oleh pemerintah Jawa Barat, kasus paling banyak terjadi paparan COVID-19 berasa dari daerah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

Menurut Emil, pola daerah yang terkena paparan COVID-19 mengikuti titik penyebaran utama yang berada di Jakarta. Namun, Emil mengatakan beberapa daerah malah tidak ada laporan adanya paparan COVID-19.

“Tapi ini tidak menandakan belum tentu tidak ada, kira-kira begitu ya. Kami pemerintah daerah Jawa Barat mencoba untuk transparan kepada masyarakat. Tidak ada data yang sifatnya pribadi yang disampaikan, karena itu sesuai dengan kode etiknya,” kata Emil di Rumah Dinas Gubernur Jawa Barat, Bandung, Minggu, 15 Maret 2020.

Emil mengatakan otoritasnya akan mengumumkan data daerah yang terpapar COVID-19. Data tersebut dimulai dari tingkat kelurahan tanpa menyebutkan identitas warga Jawa Barat yang telah terpapar atau masih dalam pamantauan.

 

 

 

 

Lurah akan Mengedukasi Warga

Emil mengaku usai pengumuman data daerah yang terpapar COVID-19, nantinya para Lurah setempat diperintahkan untuk melakukan tindakan edukasi dan pencegahan kepada masyarakat.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti mengatakan terdapat tiga daerah yang tengah dilakukan pemantauan ketat terkait paparan COVID-19, yaitu di daerah Karawang 88 orang, Depok 63 orang dan Bekasi 40 orang.

“Jadi kita kan punya petugas lapangan. Jadi dalam kejadian seperti halnya yang di Depok kemarin, kita membagi tugas itu karena yang di rumah sakit cukup banyak yang kontak langsung. Jadi yang melakukan pemeriksaan secara menyeluruh untuk kesehatan itu dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, untuk petugas rumah sakit ada sekitar 76 orang. Nah dari 76 orang itu sudah bisa dipilah, ada 40 orang yang sudah menunjukkan gejala pada masuk hari ketiga dan seterusnya. Tapi yang sisanya kan tetap kita pantau, walaupun tidak menunjukkan gejala,” ujar Berli di Kantor Gubernur Jawa Barat, Bandung, Jumat, 13 Maret 2020.

Sebagian ODP di Depok Sudah Mengisolasi Diri

Berli menambahkan orang dalam pemantauan ketat di Depok, sebagian telah melakukan isolasi diri dan jika terjadi peningkatan gejala mirip COVID-19 dirawat di ruang isolasi. Berli mengklaim bahwa ruangan isolasi di Depok, jumlahnya dianggap mencukupi dalam penanganan paparan virus SARS-CoV-2 tersebut.

Berli menerangkan pencarian riwayat kontak pasien yang telah terkonfirmasi positif COVID-19 dengan orang di sekitarnya, merupakan prosedur dalam penanganan potensi wabah suatu penyakit di setiap otoritas kesehatan. Caranya adalah dengan mencari mengkonfirmasi data sehingga akurat, salah satunya data penyebaran yang tidak diumumkan ke publik.

“Data yang tidak disebar tersebut gunanya ya untuk ini. Kontak dengan orang yang sudah positif telah dilakukan, karena kita sudah sering melakukannya makanya kita tidak panik,” kata Berli. (Arie Nugraha) 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya