Imbauan IDI agar Tenaga Medis Tak Bekerja Overload Tangani Corona COVID-19

IDI keluarkan imbauan agar tenaga medis tidak bekerja overload tangani pasien Corona COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 19 Mar 2020, 07:01 WIB
Diterbitkan 19 Mar 2020, 07:01 WIB
Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Tim medis menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). RSUP Persahabatan tengah menangani 31 pasien dalam pemantauan dan pengawasan dari potensi terpapar virus corona. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengimbau pengelola rumah sakit mengatur jadwal tenaga medis, baik dokter maupun perawat dalam menghadapi virus Corona COVID-19. Pengaturan jadwal untuk menghindari tenaga medis bekerja terlalu berlebihan.

"Lakukan pengaturan penjadwalan jaga bagi petugas kesehatan sedemikian rupa. Ini untuk menghindarkan overload dan kelelahan petugas kesehatan," jelas Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan COVID-19 IDI Zubairi Djoerban melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (18/3/2020).

Pengelola rumah sakit juga perlu melengkapi kelengkapan penanganan kasus Corona COVID-19 dan Alat Pelindung Diri (APD) untuk semua petugas kesehatan. Prosedur penanganan harus sesuai standar yang ditetapkan pada pasien yang dicurigai COVID-19.

Rumah sakit dapat merujuk pasien yang dicurigai COVID-19 ke rumah sakit yang sudah tercatat resmi menangani pasien COVID-19.

Imbauan di atas terkait upaya percepatan penanganan Corona COVID-19 di rumah sakit.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Batasi Penerimaan dan Pendamping Pasien

Negatif Corona, Satu WNA Dipulangkan dari RSPI Sulianti Saroso
Suasana RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3/2020). RSPI Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, memulangkan seorang pasien WNA suspect corona. WNA tersebut dinyatakan negatif corona setelah dipantau sejak Selasa (3/3/2020) lalu. (merdeka.com/Imam Buhori)

Yang diperhatikan juga, membatasi jumlah penerimaan pasien poli dan jumlah pendamping/pengantar pasien hanya 1 orang.

"Pasien rawat inap tidak boleh dikunjungi, kecuali oleh ibu/bapak/wali atau istri/suami/anak. Setiap kunjungan hanya boleh 1 orang," lanjut Zubairi.

Imbauan tersebut tertanda 18 Maret 2020, yang ditandatangani Ketua Pengurus Besar IDI Daeng M Faqih, Ketua Dewan Pakar IDI Menaldi Rasmin, dan Ketua Satgas Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan COVID-19 IDI Zubairi Djoerban.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya