Ikut Pesta Virus Corona, Satu Orang di AS Positif COVID-19

Satu orang dikonfirmasi positif COVID-19 usai mengunjungi sebuah pesta yang bertajuk "Pesta Virus Corona" di Kentucky, Amerika Serikat

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 26 Mar 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi Pesta Gay
Ilustrasi Pesta (iStockphoto)​

Liputan6.com, Jakarta Andy Beshear, Gubernur Kentucky, Amerika Serikat marah usai mendengar satu orang di wilayahnya positif terinfeksi COVID-19 usai menghadiri sebuah pesta bertajuk "Pesta Virus Corona."

Dilaporkan, pesta tersebut berisi sekelompok orang berusia 20-an. Belum diketahui motif sesungguhnya dari para pengunjung di kegiatan tersebut.

Namun yang pasti hal ini menentang rekomendasi beberapa badan kesehatan dunia tentang menjaga jarak interaksi langsung untuk mencegah penyebaran COVID-19.

"Kita masih memiliki orang-orang yang tidak mengikuti rekomendasi dan pada akhirnya, ini melukai kita semua," kata Beshear dalam keterangan persnya seperti dikutip dari IFL Science pada Kamis (26/3/2020).

"Siapa pun yang pergi ke sesuatu seperti ini mungkin berpikir mereka tidak bisa dihancurkan, tetapi orang tercinta lainlah yang akan mereka sakit," tambah Beshear seperti dikutip dari CBS News.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Gubernur Marah tapi Memaafkan

Kasino di Las Vegas Tutup Akibat Pandemi Virus Corona COVID-19
Suasana Las Vegas Boulevard yang sepi setelah perintah penutupan kasino akibat virus corona COVID-19 di Las Vegas, Amerika Serikat, Rabu (18/3/2020). Selain kasino, bioskop, bar, restoran, dan pusat kebugaran juga ditutup. (AP Photo/David Becker)

Dia juga meminta agar masyarakat ikut memastikan agar tidak ada lagi pesta semacam ini.

"Kita berjuang untuk kesehatan dan bahkan kehidupan orangtua kita dan kakek nenek kita, jangan jadi tidak berperasaan dengan sengaja pergi ke suatu acara dan mengekspos diri pada sesuatu yang bisa membunuh orang lain," ujarnya.

Beshear mengakui bahwa dirinya sangat marah namun tetap memaafkan apa yang dilakukan pemuda tersebut. Dia juga menegaskan orang-orang untuk tidak lagi melakukan kegiatan semacam itu dengan alasan apa pun.

"Ini membuat saya marah dan sudah seharusnya membuat Anda marah, tapi pada akhirnya, kekuatan memaafkan, kita harus memaafkan orang itu. Namun jangan ada lagi, di mana saja, di seluruh negara bagian. Untuk alasan apa pun."

Pekan lalu, Centers for Disease Control and Prevention mengungkapkan bahwa sekitar sepertiga dari kasus virus corona di Amerika Serikat berusia 20 hingga 44 tahun. 20 persen dari mereka mendapatkan rawat inap.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya