Peneliti Australia Uji Vaksin Tuberkulosis untuk Lindungi Nakes dari Corona COVID-19

Peneliti di Australia lakukan uji coba vaksin untuk tuberkulosis untuk mencegah COVID-19 pada tenaga kesehatan

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 29 Mar 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2020, 20:00 WIB
Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)
Ilustrasi kota Melbourne, Australia (AFP/Christopher Futcher)

Liputan6.com, Jakarta Beberapa peneliti Australia tengah melakukan uji coba terhadap vaksin tuberkulosis untuk pencegahan COVID-19. Mereka yang mendapatkan tes pertama adalah para petugas kesehatan.

Para peneliti Murdoch Children's Research Institute di Melbourne mengungkapkan bahwa vaksin Bacillus Calmette-Guérin (BCG) awalnya dikembangkan untuk melawan tuberkulosis dan masih diberikan pada 130 juta bayi setiap tahunnya.

Namun, mereka menyatakan bahwa BCG juga meningkatkan imunitas manusia dan melatihnya untuk merespon kuman dengan intensitas yang lebih besar.

"Ini sebelumnya memiliki efek yang tidak dikenal pada sistem kekebalan tubuh yang sebenarnya dapat meningkatkan dan memungkinkannya untuk melindungi terhadap infeksi yang berbeda" kata ketua peneliti Nigel Curtis seperti dikutip dari Sydney Morning Herald pada Minggu (29/3/2020).

Nantinya, empat ribu petugas kesehatan di seluruh rumah sakit di seluruh Australia akan mendapatkan uji coba vaksin ini. Para peneliti akan melihat apakah ini bisa mengurangi gejala COVID-19.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini


Sejumlah Penelitian Buktikan Efeknya

Peneliti Laboratorium
Ilustrasi Foto Peneliti (iStockphoto)

Nigel mengatakan, vaksin ini memang belum terbukti dalam melindungi seseorang dari virus corona penyebab COVID-19.

Namun, dia mengatakan sejumlah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mendapatkan vaksin tersebut mengalami infeksi saluran pernapasan akibat virus lebih sedikit daripada mereka yang tidak.

Beberapa studi juga menemukan orang yang divaksinasi BCG dan terinfeksi virus, memiliki tingkat virus yang lebih sedikit dalam darah ketimbang mereka yang tidak mendapatkannya.


Disetujui WHO

Ilustrasi penelitian.
Ilustrasi penelitian. (iStockphoto)

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dikabarkan telah menyetujui penelitian yang akan dimulai pekan depan ini. Setengah dari empat ribu tenaga kesehatan di Australia, akan diberikan BCG. Nantinya, mereka akan dibandingkan dengan rekan-rekannya yang tidak menerima vaksin.

"Kami berharap dapat melihat penurunan dalam prevalensi dan gejala COVID-19 pada petugas layanan kesehatan yang menerima BCG," kata Curtis seperti dikutip dari Science Alert.

Beberapa penelitian serupa dikabarkan tengah dilakukan di beberapa negara seperti Belanda, Jerman, dan Inggris.

"Percobaan ini akan memungkinkan efektivitas vaksin terhadap gejala COVID-19 untuk diuji dengan benar serta dapat membantu menyelamatkan nyawa para pekerja kesehatan di garis depan yang heroik," kata Direktur Murdoch Institute Kathryn North.

North berharap, dengan meningkatkan kekebalan bawaan manusia terhadap COVID-19, hal ini akan memberikan waktu lebih untuk mengembangkan vaksin yang spesifik untuk COVID-19.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya