Liputan6.com, Jakarta Perasaan buruk yang muncul di tengah paparan pemberitaan soal COVID-19 seringkali membuat seseorang merasakan gejala-gejala yang mirip dengan infeksi virus Corona, padahal belum tentu diakibatkan oleh penyakit tersebut.
"Kadang-kadang ketika kita stres, kita psikosomatis juga. Ini kok saya sesak, padahal bisa jadi sesak karena cemas," kata Emeldah, psikolog dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, pada hari Minggu pekan lalu, ditulis Kamis (2/4/2020).
Baca Juga
Dokter Pumawan, Ketua Aliansi Telemedis Indonesia, mengungkapkan dirinya pernah diberitahu oleh seorang pengemudi taksi daring yang juga mengalami gejala COVID-19 seperti sesak napas usai mendengar berita tentang virus Corona. Ternyata dia terkena maag karena belum makan.
Advertisement
"Itu hal yang psikosomatis ya. Memang harus dibedakan gejala COVID-19 dengan gejala batuk pilek," kata Pumawan menambahkan.
Saat di rumah, Pumawan mengatakan yang harus diperhatikan juga adalah dengan adanya demam. Apabila kondisi tersebut semakin naik dan disertai dengan sesak napas dan batuk, segera hubungi layanan kesehatan yang tersedia.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Hubungi Layanan Konsultasi yang Tersedia
Pumawan mengungkapkan, saat ini sudah banyak layanan kesehatan daring yang bisa digunakan untuk berkonsultasi tanpa harus meninggalkan rumah. Fasilitas semacam ini bisa digunakan oleh masyarakat apabila ada keluhan kesehatan tertentu.
"Kalau ada begitu hubungi apa saja yang Anda punya langganan. Boleh Halodoc, boleh Klikdokter, boleh SehatQ, Perawatku, semua sudah bekerja sama dengan BNPB dan Kementerian Kesehatan," kata Pumawan merekomendasikan.
Sementara itu, untuk meredam kecemasan akibat paparan pemberitaan berlebihan soal COVID-19, Emeldah mengatakan Anda bisa menarik napas panjang, lalu embuskan perlahan dan diulang terus.
"Itu secara otomatis membuat kita menjadi lebih tenang juga. Di sisi lain lakukan banyak kegiatan yang membuat rileks," Emeldah menambahkan.
Advertisement