Dirut: RSUP Persahabatan Bisa Terima Rujukan hingga 80 Pasien COVID-19 dalam Sehari

RSUP Persahabatan meminta agar rumah sakit memilah kasus COVID-19 yang dirujuk ke RS rujukan adalah pasien yang mengalami gejala serius

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Apr 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2020, 18:00 WIB
Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). RSUP Persahabatan menangani 31 pasien dalam pemantauan dan pengawasan dari potensi terpapar virus corona. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta menyebutkan bahwa mereka bisa mendapatkan paling banyak hingga 80 kasus rujukan COVID-19 dalam sehari.

Ini diungkap oleh Direktur RSUP Persahabatan Dr. Rita Rogayah dalam konferensi persnya di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta pada Rabu (8/4/2020).

"Pengalaman kami di rumah sakit Persahabatan, saat ini kami mendapat rujukan dalam satu hari itu kurang lebih sekitar 60 sampai 80 pasien," kata Rita.

Maka dari itu, Rita mengatakan pihak rumah sakit harus menata kasus COVID-19 mana saja yang bisa mereka tangani. Berdasarkan kasus yang ada, RSUP Persahabatan membagi kasus menjadi tiga triase yaitu ringan, sedang, dan berat.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

RS Rujukan untuk Kasus Sedang hingga Berat

Mengintip Ruang Isolasi Pasien Virus Corona di RSUP Persahabatan
Aktivitas tim medis saat menangani pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona atau COVID-19 di ruang isolasi Gedung Pinere, RSUP Persahabatan, Jakarta Timur, Rabu (4/3/2020). Sebanyak 10 dari 31 pasien yang dipantau dan diawasi RSUP Persahabatan merupakan pasien rujukan. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Berdasarkan triase tersebut, Rita mengatakan sekitar 30 sampai 40 persen kasus ringan, 30 sampai 60 persen merupakan kasus sedang, dan kasus berat sekitar 10 hingga 15 persen.

"Dari kasus-kasus rujukan tersebut yang kami dapat tangani kurang lebih 12 sampai 15 persen," kata Rita.

Di sini, Rita meminta agar rumah sakit juga memilah terlebih dahulu kasus COVID-19 sebelum melakukan rujukan. "Kami mengimbau untuk semua rumah sakit, agar merujuk kasus-kasus pada rumah sakit rujukan sebaiknya dipilah, sebaiknya kasus yang sedang dan berat."

Rita mengatakan, saat ini pemerintah sudah memiliki RS Darurat Wisma Atlet untuk pasien COVID-19 yang bergejala ringan. Sementara mereka yang positif dan tanpa gejala, bisa melakukan isolasi mandiri.

"Bila sudah ada bergejala yang agak serius, maka harus segera kita lakukan penatalaksanaan di dalam rumah sakit rujukan. Jadi sebaiknya memang rumah sakit rujukan itu menangani kasus-kasus yang termasuk klasifikasi sedang dan berat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya