Liputan6.com, Jakarta Anak kos identik dengan keterbatasan dalam mengolah menu sahur dan buka puasa. Ditambah lagi kondisi pandemi COVID-19 membuat sulit keluar mencari bahan pangan. Meski begitu ahli gizi Rita Ramayulis berbagi tips menu simpel tapi sehat untuk sahur dan buka puasa.
Menurut Rita, sebenarnya mau kos atau di rumah menu makan sama saja prinsipnya yakni menerapkan gizi seimbang. Namun, keterbatasan dalam memilih makanan membuat sebagian anak kos membeli makanan cepat saji.
Baca Juga
"Nah, di situ mulai terjadi ketidakseimbangan zat gizi," katanya.
Advertisement
Jika mau memasak sendiri, selain karbohidrat, aspek penting yang perlu dimasukkan ke menu sahur dan buka adalah protein. Kehadirannya bisa meningkatkan imunitas tubuh di era pandemi COVID-19 seperti sekarang.
"Kalau masa pandemi, maka mari tambah makanan yang yang memberi nilai tambah untuk imunitas, yakni protein harus dipenuhi. Ini bahan dasar dalam membangun imunitas kita," kata Rita dalam webinar bersama Kementerian Kesehatan jelang puasa beberapa hari lalu.
Pilih makanan kaya protein dengan kadar lemak rendah. Ingat juga cara pengolahan turut memengaruhi kadar lemak di dalamnya.
"Ayam itu sumber protein yang bagus tapi kalau makan bersama kulitnya apalagi digoreng di dalam minyak yang banyak membuat berlemak tinggi," katanya.
Asupan protein simpel lain untuk anak kos yakni telur. Bahan pangan ini mudah dalam penyimpanan sehingga bisa distok. "Perhatikan pengolahannya ya, jangan cuma diceplok. Bisa direbus," tutur wanita yang rajin menulis buku seputar gizi ini.
Protein nabati bisa didapat dari kacang-kacangan. Contoh paling mudah didapat adalah tempe.
Pilih Sayur dan Buah yang Tidak Mudah Rusak
Sayur dan buah juga penting untuk dikonsumsi saat sahur dan buka puasa. Ada beberapa pilihan sayuran dan buah yang mudah penyimpanannya.
"Timun, apakah timun sulit didapat? Mudah rusak? Jawabannya tidak. Bisa distok. Tomat juga tahan lama, bisa jadi pilihan," sarannya.
Untuk buah, pilih yang berkulit. Jeruk jadi pilihan bijak bagi yang seminggu atau lebih lama keluar rumah mencari bahan pangan.
Advertisement