Alat Tes Cepat COVID-19 Produksi Dalam Negeri Masih Uji Validasi

Menristek Bambang mengatakan saat ini perangkat tes cepat COVID-19 masih dalam uji validasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Mei 2020, 09:00 WIB
Diterbitkan 19 Mei 2020, 09:00 WIB
Badan Intelijen Negara (BIN) menggelat rapid test massal di Kantor Kelurahan Pondok Betung Tangerang Selatan.
Tenaga medis menunjukkan hasil rapid test yang diselenggarakan Badan Intelijen Negara (BIN) di Kantor Kelurahan Pondok Betung, Tangerang Selatan, Kamis (14/5/2020). Rapid test massal dengan menjemput bola untuk memastikan positif atau tidaknya warga terjangkit Covid-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia sedang mengembangkan alat tes cepat COVID-19. Saat ini memasuki tahap uji validasi di Jawa Tengah seperti disampaikan Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang PS Brodjonegoro.

"Untuk rapid test kit melibatkan BPPT, Universitas Mataram, Universitas Gadjah Mada, dan Universitas Airlangga diproduksi oleh PT Hepatika, sudah 10.000 unit yang diproduksi sudah dipakai sekaligus uji validasi di Jawa Tengah untuk berbagai rumah sakit di Jawa Tengah," kata Bambang dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/5/2020) seperti mengutip Antara.

Apabila sudah selesai uji validasi, rencananya pada akhir Mei 2020, alat tes cepat COVID-19 ini akan diproduksi hingga 40.000 perangkat.

Bambang juga menyinggung soal perkembangan terapi pengobatan COVID-19 menggunakan plasma konvalesen. Dia mengatakan sudah ada protokol dan kelayakan etik (ethical clearance) secara nasional. Sehingga uji coba di berbagai rumah sakit sudah mulai bisa dilakukan. Dengan begitu, uji coba dengan plasma konvalesen tidak hanya di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto saja.

"Dengan harapan tentunya ujinya ini akan memberikan harapan mengenai kemungkinan bisa menghadapi COVID-19 dengan menggunakan plasma dari orang yang sudah sembuh," tuturnya.

 

Perkembangan Ventilator Buatan Anak Bangsa

Sementara untuk ventilator buatan Institut Teknologi Bandung saat ini sudah dalam tahap produksi. Sementara beberapa ventilator buatan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, dan swasta, sedang dalam tahapan uji klinis.

"Sehingga dalam waktu seminggu ke depan setelah uji klinis dan tentunya izin edarnya keluar maka sudah diproduksi dalam produksi massal," ujarnya.

Dia memperkirakan pada Juni 2020, akan banyak ventilator hasil inovasi Indonesia muncul untuk menutupi kekurangan ventilator yang ada di rumah sakit.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya