Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Terungkap, Sel Telur Hanya Memilih Sperma Terbaik

Sebuah studi dalam Journal Proceedings of the Royal Society, AS, menemukan bahwa sel telur wanita sangat selektif ketika memilih sperma yang paling ideal untuk pembuahan.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 16 Jun 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 16 Jun 2020, 22:00 WIB
Sperma Pasangan Sehat? Kenali Lewat 4 Tanda Ini
Beginilah 4 ciri umum sperma sehat walafiat yang siap membuahi sel telur. Apakah milik pasangan kamu termasuk?

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi dalam Journal Proceedings of the Royal Society menemukan bahwa sel telur wanita sangat selektif ketika memilih sperma yang paling ideal untuk pembuahan.

Melihat sampel dari 16 pasangan yang mendapatkan perawatan reproduksi, peneliti dari Swedia menemukan bahwa sel telur melepaskan bahan kimia yang hanya menarik jenis sperma tertentu. Terlepas dari apakah mereka berasal dari pasangan yang dipilih wanita itu atau bukan.

Selektivitas bisa menjadi cara memilah pasangan dengan gen terbaik, kata penulis studi John Fitzpatrick, asisten profesor di departemen zoologi di Universitas Stockholm, Swedia.

"Kami berharap untuk melihat semacam efek dari pasangan, tetapi dalam sebagian kasus, sel telur menarik lebih banyak sperma dari laki-laki secara acak," katanya kepada CNN.

"Penjelasan yang paling mungkin untuk ini adalah bahwa sinyal kimia ini memungkinkan perempuan untuk memilih laki-laki yang lebih kompatibel secara genetik," mengutip New York Post.

Simak Video Berikut Ini:


Berkaitan Dengan Imunitas Bayi

Para peneliti tahu bahwa sel telur melepaskan zat kimia selama ovulasi yang dikenal sebagai chemoattractants, yang menurut Fitzpatrick bertindak seperti "jejak remah roti" bagi sperma untuk melacak sel telur.

Dalam studi ini, mereka menemukan bahwa hanya 18 persen sperma yang dapat menemukan jejaknya. Ketika mereka menangkap sinyal, sperma berenang lebih keras ke arah sel telur, meningkatkan kemungkinan pembuahan.

Fitzpatrick dan rekan-rekannya percaya ini berpotensi menghilangkan sperma yang tidak diinginkan dengan varian genetik yang lebih sedikit yang akan membuat bayi kurang kebal terhadap penyakit. Menarik sperma dengan gen yang lebih beragam daripada sel telur pada akhirnya dapat mempersenjatai bayi dengan sistem kekebalan yang lebih baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya