Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi dalam Journal Proceedings of the Royal Society menemukan bahwa sel telur wanita sangat selektif ketika memilih sperma yang paling ideal untuk pembuahan.
Melihat sampel dari 16 pasangan yang mendapatkan perawatan reproduksi, peneliti dari Swedia menemukan bahwa sel telur melepaskan bahan kimia yang hanya menarik jenis sperma tertentu. Terlepas dari apakah mereka berasal dari pasangan yang dipilih wanita itu atau bukan.
Baca Juga
Selektivitas bisa menjadi cara memilah pasangan dengan gen terbaik, kata penulis studi John Fitzpatrick, asisten profesor di departemen zoologi di Universitas Stockholm, Swedia.
Advertisement
"Kami berharap untuk melihat semacam efek dari pasangan, tetapi dalam sebagian kasus, sel telur menarik lebih banyak sperma dari laki-laki secara acak," katanya kepada CNN.
"Penjelasan yang paling mungkin untuk ini adalah bahwa sinyal kimia ini memungkinkan perempuan untuk memilih laki-laki yang lebih kompatibel secara genetik," mengutip New York Post.
Simak Video Berikut Ini:
Berkaitan Dengan Imunitas Bayi
Para peneliti tahu bahwa sel telur melepaskan zat kimia selama ovulasi yang dikenal sebagai chemoattractants, yang menurut Fitzpatrick bertindak seperti "jejak remah roti" bagi sperma untuk melacak sel telur.
Dalam studi ini, mereka menemukan bahwa hanya 18 persen sperma yang dapat menemukan jejaknya. Ketika mereka menangkap sinyal, sperma berenang lebih keras ke arah sel telur, meningkatkan kemungkinan pembuahan.
Fitzpatrick dan rekan-rekannya percaya ini berpotensi menghilangkan sperma yang tidak diinginkan dengan varian genetik yang lebih sedikit yang akan membuat bayi kurang kebal terhadap penyakit. Menarik sperma dengan gen yang lebih beragam daripada sel telur pada akhirnya dapat mempersenjatai bayi dengan sistem kekebalan yang lebih baik.
Advertisement