Dokter RSPAD: Pasien COVID-19 Sembuh Masih Mungkin Terinfeksi Corona Kembali

RSPAD menyebut, pasien COVID-19 yang sembuh masih mungkin terinfeksi Corona kembali.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 03 Jul 2020, 11:00 WIB
Diterbitkan 03 Jul 2020, 11:00 WIB
Soroy Lardo
Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Soroy Lardo menjelaskan penelitian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih berjalan sampai saat ini dalam talkshow di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020). (Dok BNPB/Fotografer Dume Harjuti Sinaga)

Liputan6.com, Jakarta Pasien COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh masih mungkin terinfeksi virus Corona kembali. Hal itu disampaikan Kepala Divisi Penyakit Tropik Infeksi Departemen Penyakit Dalam RSPAD Gatot Soebroto Soroy Lardo.

"Proses keilmuan (virus SARS-CoV-2) sampai saat ini masih kita teliti. Kalau seorang pasien sudah sembuh, kemungkinan terinfeksi dan positif kembali masih mungkin," jelas Soroy saat sesi talkshow Melewati Bulan Ke-4: Makin Banyak Yang Sembuh Dari COVID-19? di Graha BNPB, Jakarta, Kamis (2/7/2020).

Penelitian virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 masih berjalan, sehingga pasien yang telah sembuh, masih ada potensi terinfeksi dan positif kembali.

Oleh karena itu, para pasien yang sudah sembuh wajib mematuhi protokol kesehatan. Penerapan pola hidup bersih dah sehat berkonsep high vigilance (kewaspadaan tinggi) pada masyarakat harus terus ditanamkan.

Perilaku masa Adaptasi Kebiasaan Baru, seperti social distancing, physical distancing, penggunaan masker, cuci tangan dapat mencegah penularan COVID-19.

 


Beri Pelayanan Terbaik

Antara Pasien Covid-19 dan Ramadan
Perawat sedang berdoa saat buka puasa di Rumah Sakit Haji, Jakarta, Jumat (9/5/2020). Garda terdepan penanganan Covid-19 ini tetap menjalani bulan suci Ramadan di sela-sela menangani pasien terinfeksi dengan melakukan tadarus Al Quran dan juga buka puasa bersama. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Soroy menyampaikan penanganan pasien COVID-19 di RSPAD Gatot Subroto. Di sana ada dua jenis Unit Gawat Darurat (UDG), yaitu UGD biasa dan UGD Disaster yang digunakan khusus penanganan pasien COVID-19.

Setelah pasien COVID-19 masuk ke UGD Disaster, tim medis menentukan risk assesment (penilaian risiko pasien). Jika pasien memiliki penyakit komorbit dan dalam kondisi berat, awal pihak rumah sakit memberikan informasi kepada keluarga pasien bahwa pasien tersebut akan dirawat di ruang ICU tekanan negatif.

Jika pasien tersebut dalam kondisi sedang dan ringan, maka akan mendapatkan perawatan di ruang rawat biasa.

"Masalahnya juga dilihat komorbid itu terkontrol atau tidak. Kalau terkontrol, kami rawat dengan pemantauan. Selama pemantauan, harus mengetahui perjalanan klinis COVID-19 juga yang disebut virulensi dari masa inkubasi," terang Soroy.

"Masa inkubasi umumnya  per hari terus kami awasi. Apalagi kalau pasien punya komorbid. Umumnya pada beberapa penelitian, pada hari kelima atau enam bisa terjadi kondisi yang kurang diprediksi, sehingga kondisi pasien bisa jadi memberat."

Meski begitu petugas medis RSPADa akan memberikan pelayanan terbaik sesuai standar yang telah ditetapkan Kementerian Kesehatan serta perhimpunan. Hal ini juga dikomunikasikan kepada pasien.


Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya