Liputan6.com, Jakarta - Dr. Budhi Antariksa Ph.(D), Sp. P (K) dari Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI, mengatakan, dalam menjalani adaptasi kebiasaan baru (ABK) atau new normal yang paling penting adalah menaati protokol kesehatan. Hal ini disebabkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat berpindah dari satu orang ke orang lain.
"Saat PSBB diperlonggar, angka kasus positif meningkat. Ini sudah kejadian di Jakarta. Hal itu menjadi pertanda kalau virus berpindah ke orang lain, virus itu bermutasi dan bertambah banyak," kata Budhi dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com pada Senin, 13 Juli 2020.
Baca Juga
Oleh sebab itu, lanjut Budhi, meningkatkan daya tahan tubuh menjadi penting pada kondisi saat ini. Menurut dia, daya tahan tubuh memiliki hubungan erat dengan asupan atau makanan bergizi dan pola istirahat. "Kalau pola tidur kurang, daya tahan tubuh akan menurun," ujarnya.
Advertisement
Lebih lanjut, suplemen seperti imunomodulator dan multivitamin masih tetap diperlukan karena masih belum diketahui kapan Virus Corona akan hilang dan kapan vaksin akan ditemukan.
"Tidak semua virus RNA itu bisa dibuatkan vaksinnya. Contoh, HIV tidak ada vaksinnya, Hepatitis C juga tidak ada vaksinnya. Ada beberapa virus memang tidak ada vaksinnya. Dan kebetulan, COVID-19 itu masuk virus RNA, jadi belum tentu dia bisa dibentuk vaksinnya. Semoga sih bisa. Akan tetapi sampai sekarang belum ada buktinya," kata Budhi.
Simak Video Berikut Ini:
Cara Memperkuat Daya Tahan Tubuh
Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), DR dr. Inggrid Tania, M.Si., melanjutkan, orang yang sudah mulai beraktivitas di era new normal butuh daya tahan tubuh yang kuat.
Menjaga asupan nutrisi dengan gizi seimbang, istirahat cukup, cairan cukup, olahraga teratur, dan menghindari stres dapat membantu daya tahan tubuh, kata Inggrid.
Namun, aktivitas yang padat membuat tubuh membutuhkan ekstra peningkatan daya tahan. Itu mengapa tubuh memerlukan tambahan suplemen dari luar. Salah satu yang dianjurkan karena dinilai aman adalah suplemen imunomodulator.
Imunomodulator, jelas Inggrid, adalah zat yang dapat memengaruhi sistem imun. Artinya, sistem tubuh diaktivasi dan dimodulasi. Immunomodulator terbagi dua, yakni imunosupresan (yang berefek menekan) dan immunostimulan (berefek meningkatkan) respons imun.
Ketika tubuh membutuhkan peningkatan daya tahan, dibutuhkan imunomodulator yang bersifat immuno stimulan atau imun booster yang berfungsi meningkatkan aktivitas sel-sel imun tubuh.
"Saya menganjurkan, di masa normal baru justru tetap perlu mengonsumsi suplemen imunomodulator. Kita tetap beraktivitas, tingkat stres tinggi baik stres fisik maupun stres mental. Ketika kita berada di luar rumah maka kita semakin tidak terlindungi sehingga potensi tertular COVID-19 juga tinggi," katanya.
Dr Inggrid menjelaskan, Immunomodulator bisa dari substansi yang natural. Perlindungan imun yang maksimal atau komplet bisa didapat dengan mengonsumsi keduanya, baik imunomodulator yang natural contohnya Echinacea maupun yang sintetik.
"Contoh yang sintetik itu misalnya vitamin C, vitamin D. Kemudian, yang dari bahan natural, tentu saja akan lebih bagus, karena lebih ramah diterima oleh tubuh kita. Sehingga lebih mudah diserap," katanya.
Dr Inggrid juga menjelaskan bahwa imunomodulator yang bersifat immuno stimulan kuat atau imun booster kuat, bisa dikonsumsi setiap harinya antara 8 minggu sampai 16 minggu.
"Biasanya, jeda dua minggu sudah cukup. Setelah itu, kita bisa konsumsi kembali suplemen immunomodulator itu. Hal ini untuk menghindari kemungkinan timbulnya efek samping, seperti imunosupresan, dan sebagainya. Meskipun sebenarnya belum ada bukti-bukti kuat bisa memicu itu. Ini asas kehati-hatian saja," ujarnya.
Advertisement
Mengatur Sistem Daya Tahan Tubuh dengan Suplemen
DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research & Development and Regulatory SOHO Global Health mengatakan imunomodulator yang baik mengandung ekstrak Echinacea purpurea dan zinc picolinate. Kandungan ekstrak Echinacea purpurea telah terbukti secara klinis dapat memodulasi atau mengatur sistem daya tahan tubuh dan mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Sementara zinc picolinate berperanan aktif dan bekerja sinergis pada sistem imun tubuh.
Ia merekomendasikan IMBOOST, produk imunomodulator dari bahan natural yang berfungsi memodulasi sistem imun tubuh dari SOHO Global Health yang mengandung ekstrak Echinacea purpurea dan zinc picolinate.
Selain itu terdapat juga IMBOOST Force yang mempunyai kekuatan lebih dalam imunomodulator karena terdapat tambahan kandungan ekstrak Black Elderberry yang dapat mencegah replikasi virus serta memodulasi peningkatan sistem imun tubuh dengan cara meningkatkan produksi monosit, yaitu bagian darah putih yang berperan dalam sistem imun tubuh, sehingga akan mempercepat proses penyembuhan bagi orang yang sudah sakit karena terinfeksi virus.