Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Perhimpunan Gerontologi Medik Indonesia Siti Setiati menyampaikan pasien lanjut usia (lansia) yang menjalani perawatan COVID-19 di RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta sebanyak 100 persen tidak punya riwayat kontak erat dengan orang yang terkonfirmasi kasus positif COVID-19.
"Saya ingin memberikan contoh dari data pasien lansia yang kami punya. Datanya belum lengkap sih, tapi sebagai gambaran. Untuk pasien lansia, 100 persennya tidak memiliki riwayat kontak erat," jelas Siti saat sesi Webinar Pahami Lansia, Bahagia Seluruh Keluarga, Rabu (15/7/2020).
Advertisement
Dari data lansia di RSCM yang positif COVID-19 menunjukkan riwayat kontak erat yang tertulis history of close contact with confirmed case adalah nol (nihil). Data diambil dari sekitar 80-an pasien lansia yang COVID-19. Namun Siti tidak merinci lebih lanjut mengenai kemungkinan dari mana pasien lansia terpapar virus Corona baru.
"Kalau kita lihat lebih banyak temuan gejala COVID-19 pada lansia, yaitu X-ray paru-paru menunjukkan tanda pneumonia. Kemudian disusul sesak napas dan batuk," lanjut Siti.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Permasalahan Pernapasan
Melihat dari tanda COVID-19 yang menyasar pada paru-paru, Siti menambahkan lansia perlu pendampingan. Hal ini agar kesehatan lansia bisa terpantau baik.
Beberapa penyakit yang mendera lansia salah satunya terkait pernapasan dan jantung.
"Permasalahan lansia yang dominan gangguan jantung ya. Apakah dia punya problem di jantung. Ini memang penting diwaspadai oleh pendamping lansia. Apakah juga mengalami penyakit paru obstruktif kronik," tambah Siti yang berpraktik di RSCM.
"Ini juga salah satu sering muncul. Jadi, lansia banyak dahak saat batuk. Oleh karena itu, betul-betul harus diedukasi, baik orangtuanya (lansia yang bersangkutan) sendiri maupun para pendamping."
Advertisement