Dokter Reisa: Gugus Tugas COVID-19 Berambisi Periksa 30 Ribu Spesimen per Hari

Dokter Reisa mengatakan bahwa Gugus Tugas COVID-19 berambisi melakukan pemeriksaan hingga 30 ribu spesimen setiap harinya

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 16 Jul 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2020, 17:00 WIB
Reisa Broto Asmoro
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Reisa Broto Asmoro ingatkan ibadah yang aman saat COVID-19 saat konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Minggu (21/6/2020). (Dok Badan Nasional Penanggulangan Bencana/BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 menyatakan bahwa mereka meningkatkan target pemeriksaan hingga 30 ribu spesimen dalam sehari.

"Gugus Tugas berambisi untuk tercapainya 30 ribu pemeriksaan per harinya," kata Reisa Broto Asmoro dari Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas COVID-19 dalam konferensi persnya kemarin sore, ditulis Kamis (16/7/2020).

Reisa mengatakan, mereka tidak hanya berusaha untuk menambah laboratorium pemeriksaan namun juga memastikan piranti lunak dan sumber daya manusia agar sama siapnya.

"Jadi hardware atau mesin, ditambah software teknologinya dan ditambah brainware, tenaga ahlinya," kata Reisa yang juga menjadi Duta Adaptasi Kebiasaan Baru Gugus Tugas tersebut.

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

Bagian dari Peningkatan 3T

FOTO: Melihat Alat Pendukung Perawatan Pasien di RS Darurat COVID-19
Alat pendukung perawatan pasien virus corona COVID-19 terlihat di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/3/2020). RS Darurat Penanganan COVID-19 dilengkapi dengan ruang isolasi, laboratorium, radiologi, dan ICU. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Reisa mengatakan bahwa upaya tersebut merupakan bagian dari strategi peningkatan 3T (Testing, Tracing, dan Treatment) yang diperintahkan oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Terkait pelacakan atau tracing, Reisa mengungkapkan bahwa peningkatan kasus beberapa hari terakhir juga terkait dengan peningkatan aktivitas tracing.

Sementara untuk perawatan, Reisa menyebut bahwa sudah ada peningkatan dalam beberapa waktu terakhir. Hal ini terlihat dari menurunnya bed occupancy ratio hingga ke sekitar 50 persen.

"Yang berarti menunjukkan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit, terutama rumah sakit rujukan, masih sangat tersedia. Isolasi mandiri sudah jadi pilihan ribuan orang yang sudah paham bahwa dirinya membawa virus meski mereka tetap terlihat sehat dan tidak menunjukkan gejala sakit sama sekali."

"Sedangkan jumlah pasien yang sembuh semakin banyak. Hampir setengah kasus terkonfirmasi di Indonesia sembuh," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya