CDC: Masker Bisa Kendalikan Penularan COVID-19

Penggunaan masker dinilai efektif dalam upaya pengendalian penularan penyakit akibat virus Corona baru, COVID-19.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 23 Jul 2020, 18:00 WIB
Diterbitkan 23 Jul 2020, 18:00 WIB
Ilustrasi masker
Ilustrasi masker (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan masker dinilai efektif dalam upaya pengendalian penularan penyakit akibat virus Corona baru, COVID-19.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) Amerika Serikat Robert Redfield mengatakan, kasus COVID-19 bisa dikendalikan dalam kurun empat hingga delapan minggu jika orang-orang mau disiplin menggunakan masker.

Hal itu disampaikan Redfield dalam sesi wawancara daring dengan Journal of the American Medical Association (JAMA).

"Saya pikir jika kita bisa membuat semua orang mengenakan masker saat ini, kita bisa mengendalikan penyakit tersebut (COVID-19) dalam empat, enam, delapan minggu," ujar Redfield, melansir laman Channelnewsasia.

Menurut Redfield penggunaan masker masih menjadi isu kesehatan masyarakat. Ia mengatakan senang karena tokoh politik seperti presiden dan wakilnya menggunakan masker. Menurutnya, hal itu menjadi contoh yang baik bagi masyarakat.

Mengenai penggunaan masker, sebuah studi CDC menunjukkan efektivitas alat pelindung diri itu pada dua penata rambut di AS. Kedua penata rambut terinfeksi COVID-19, namun dengan menggunakan masker saat bekerja, mereka tidak menularkannya pada hampir 140 klien.

CDC mengatakan, penemuan tersebut menambah nilai pada kebijakan universal penggunaan masker dalam menghambat penyebaran virus SARS-CoV-2.

 

 

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Gunakan Masker, Dua Penata Rambut Tak Tulari Pelanggan

Seorang penata rambut, sebutlah A, mengalami gejala gangguan pernapasan ketika bekerja di sebuah salon di Springfield, Missouri pada 12 Mei. Dia tetap bekerja menangani pelanggan hingga 20 Mei. Pada tanggal tersebut, ia dinyatakan positif terinfeksi COVID-19.

A mengabaikan anjuran untuk menjalankan isolasi mandiri setelah menjalani tes pada 19 Mei.

Lalu penata rambut B, yang terpapar oleh A mengembangkan gejala pada 15 Mei. Ia juga terus bekerja hingga 20 Mei, di hari yang sama ketika A mendapat hasil tes positif. B kemudian dinyatakan positif terinfeksi dua hari setelahnya.

Oleh karena para penata rambutnya positif COVID-19, salon kemudian ditutup selama tiga hari untuk dilakukan penyemprotan disinfektan dan dilakukan penelusuran kontak oleh dinas kesehatan Greene County. Mereka mengidentifikasi 139 pelanggan yang bertemu dengan kedua penata rambut tersebut. Sementara staf salon pun dikarantina selama dua minggu.

Selama interaksi dengan pelanggan, kedua penata rambut mengenakan masker. Penata rambut A menggunakan masker katun dua lapis, sementara penata rambut B menggunakan masker yang sama atau pun masker bedah.

Namun, bahkan ketika A mengembangkan gejala, kedua penata rambut tersebut berinteraksi satu sama lain tanpa masker saat sesi istirahat, interval pergantian pelanggan.

Pelanggan Negatif dan Tidak Menunjukkan Gejala

Seluruh 139 pelanggan dipantau selama dua minggu untuk melihat apakah mengembangkan gejala COVID-19. Mereka juga ditawari untuk melakukan tes yang dilaksanakan lima hari setelah pajanan.

67 dari pelanggan yang menjalani tes dinyatakan negatif dari COVID-19. Sedangkan mereka yang menolak dites pun melaporkan tidak mengalami gejala dalam 14 hari dalam laporan kesehatan yang mereka kirim setiap hari.

Para pelanggan terdiri dari wanita maupun pria dengan rentang usia 21 hinga 93 tahun, dan rata-rata 52 tahun. Sebagian besar pelanggan mengenakan masker selama durasi pertemuan di salon, yakni sekitar 15 hingga 45 menit.

Masker yang mereka kenakan adalah masker kain atau masker bedah. Sementara lima persen di antara pelanggan menggunakan N95.

Kebijakan Penggunaan Masker

Para ilmuwan percaya bahwa meski penyebaran COVID-19 disebabkan oleh droplet besar yang muncul ketika seseorang batuk atau bersin, droplet lebih kecil yang dilepaskan saat berbicara juga berpotensi berbahaya.

Menurut para ilmuwan, hal tersebut penting untuk diwaspadai karena orang mungkin saja menyebarkan virus tanpa mereka sadari dalam dua hingga tiga hari sebelum mereka mengembangkan gejala. Atau seorang carrier (orang tanpa gejala) dalam kasus yang jarang bisa saja mengembangkan gejala.

Penulis penelitian CDC menyimpulkan, kebijakan penggunaan masker di tempat umum harus dipertimbangkan untuk mengurangi dampak dan munculnya gelombang tambahan COVID-19.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya