Satgas COVID-19 NU: Bukan Gaya-Gayaan, Masyarakat Harus Paham Tujuan Pakai Masker

Satgas NU juga mengatakan bahwa edukasi penggunaan masker pada masyarakat harus menggunakan bahasa dan cara yang mudah dipahami

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 08 Agu 2020, 13:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2020, 13:00 WIB
Ketika Warga Kali Pasir Perangi Virus Corona dengan Pesan Mural
Seorang anak kenakan masker dengan latar belakang mural Indonesia Bisa Stop Corona di Lapangan Bulutangkis, Kampung Kali Pasir, Jakarta, Selasa (7/4/2020). Pesan mural mengajak warga untuk memutus rantai penyebaran Corona Covid-19 dengan diam di rumah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Nahdlatul Ulama (NU) mengatakan bahwa masyarakat, dimulai dari keluarga dan orangtua, harus benar-benar paham mengenai tujuan dari penggunaan masker.

Menurut Koordinator Satgas COVID-19 NU dr. Muhammad Makky Zamzami, penggunaan masker bukan hanya sekadar untuk gaya-gayaan.

"Oke sekarang banyak masker yang bervariasi motifnya. Tidak ada masalah. Yang penting paham bahwa kenapa harus pakai masker," kata Makky dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Jumat (7/8/2020).

Walau begitu, Makky mengatakan bahwa pemilihan masker pun tetap harus dilakukan dengan hati-hati. "Karena kadang-kadang, saking gayanya, bahan masker masih bisa tembus, itu juga tidak efektif," ujarnya.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

Pemakaian Masker Kain

Jakarta Menuju Kenormalan Baru
Pejalan kaki menggunakan masker di trotoar Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Empat provinsi di Indonesia termasuk DKI Jakarta akan mulai melakukan persiapan menuju new normal atau tatanan kehidupan baru menghadapi COVID-19. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Makky kembali mengatakan mengenai apa yang selama ini sudah sering kita dengarkan mengenai penggunaan masker di masyarakat.

Ia mengatakan bahwa bagi masyarakat saat ini cukup untuk menggunakan masker kain. Sementara masker medis di saat-saat seperti ini, lebih disarankan bagi tenaga kesehatan.

Makky menambahkan, untuk melihat apakah suatu masker efektif atau tidak bisa menggunakan eksperimen sederhana yaitu meniup api yang dinyalakan dari korek.

"Jika apinya tidak tertiup atau goyang, berarti penghambatan di kain cukup bagus. Kalau apinya kita tiup, masih goyang-goyang, filternya berarti masih kurang," tambahnya.

Makky mengatakan, selain edukasi penggunaan masker dengan cara dan bahasa yang sederhana, pemerintah juga harus bisa memberikan counter bagi isu-isu yang beredar di masyarakat.

"Informasi saat ini yang sudah kita bangun, tiba-tiba ada serangan dari figur publik yang tidak percaya dan lain-lain, ini kadang-kadang mengganggu ritme kita dalam menyampaikan informasi."

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya