Bila Pengujian Lancar Vaksin Merah Putih Bakal Tersedia pada 2022

Diharapkan pada awal 2021, bibit vaksin Merah Putih diterima oleh Bio Farma.

oleh Liputan6.comGiovani Dio Prasasti diperbarui 15 Agu 2020, 16:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2020, 16:00 WIB
Kisah Perempuan Peneliti Eijkman Jalankan Riset DNA Virus Covid-19 Saat Hamil
Salah satu peneliti Eijkman yang terlibat dalam riset pemetaan DNA virus SARS-CoV-2. (dok. L'Oreal Indonesia/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sedang mengembangkan bibit vaksin Merah Putih untuk mencegah penularan COVID-19. Diharapkan pada awal 2021, bibit vaksin itu diterima oleh Bio Farma.

"Kita harapkan di awal 2021 kita sudah dapat serah terima 'seed'-nya (bibit vaksin, red.) dari Eijkman dan kemudian kita lakukan pengembangan lebih lanjut di Biofarma," tutur Manajer Senior Integrasi Riset dan Pengembangan PT Bio Farma Neni Nurainy.

Seperti dikutip dari Antara, bila bibit vaksin sudah ada, Bio Farma akan melakukan pengembangan lebih lanjut dalam upscaling, uji pre-klinis, uji klinis fase 1, 2, dan 3.

Jika seluruh pengujian berjalan lancar dan memberikan hasil yang baik, maka diharapkan vaksin Merah Putih sudah dapat digunakan pada 2022.

"Kita harapkan dapat penggunaan di kita itu sekitar 2022. Itu harapan kita bersama untuk vaksin Merah Putih," kata dia dalam diskusi publik COVID-19 dan Prospek Vaksin untuk Indonesia pada Jumat (14/8/2020).

 

Saksikan juga video menarik berikut


Perkembangan Vaksin Merah Putih

Kisah Perempuan Peneliti Eijkman Jalankan Riset DNA Virus Covid-19 Saat Hamil
Para perempuan peneliti di unit riset Emerging Virus. (dok. L'Oreal Indonesia/Dinny Mutiah)

Vaksin Merah Putih dikembangkan berbasis rekombinan sub unit berbasis protein S (Spike) dan protein N dari virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19. Saat ini Eijkman masih terus mengembangkan vaksin tersebut.

"Perkembangan vaksin kita masih jalan terus, sudah dalam proses mengembangkan antigennya, sekitar 40 persen-lah," kata Direktur LBM Eijkman Profesor Amin Soebandrio saat dihubungi Health Liputan6.com pada Selasa (11/8/2020).

"Jadi gen yang sudah kita isolasi, diamplifikasi dari virus yang beredar di Indonesia, terus kita clone, sudah dimasukkan ke dalam sel yang akan memproduksi itu," ujarnya.

Amin menjelaskan, produksi protein rekombinan yang berupa antigen akan diekspresikan oleh sel tadi. Apabila hal itu sudah berhasil dikarakterisasi dengan baik mereka akan melakukan tindakan lanjutan berupa uji kandidat vaksin pada hewan.

"Kita harapkan di dua sampai tiga bulan ke depan mulai mengerjakannya," kata Amin.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya