Selain D614G, Muncul Mutasi Virus Corona Q677H di Surabaya

Selain D614G, baru-baru ini muncul mutasi virus Corona Q677H di Surabaya.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 06 Sep 2020, 20:00 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2020, 20:00 WIB
coronavirus-virus-pandemic-china-4810201
Selain D614G, baru-baru ini muncul mutasi virus Corona Q677H di Surabaya. Sumber: Pixabay

Liputan6.com, Jakarta Selain D614G, baru-baru ini dilaporkan muncul mutasi virus Corona Q677H di Surabaya, Jawa Timur. Kabar tersebut disampaikan pakar biomolekuler Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Ni Nyoman Tri Puspaningsih beberapa hari lalu.

Tipe Q677H tersebut diketahui baru satu di Indonesia, sedangkan di tingkat internasional berjumlah 24. Mutasi virus Corona Q677H ditemukan dari pasien COVID-19 di Surabaya. Lantas apakah mutasi Q677H ini berbahaya?

"Ya, jadi ada teman saya di Surabaya yang mengatakan soal mutasi virus Corona baru. Bahwa mutasi yang ada di daerahnya berbeda," ujar pakar mikrobiologi Universitas Indonesia Pratiwi Sudarmono dalam wawancara eksklusif secara virtual, ditulis Minggu (6/9/2020).

"Kalau dilihat dari genom yang ada, misalnya, kita kumpulin 24 genom Indonesia yang dimasukkan ke data GISAID Initiative--basis data internasional virus influenza--itu bisa ketahuan mutasinya, 'Oh, mutasinya di nomor ini, yang lain mutasinya di nomor itu."

Mutasi virus Corona tipe Q677H ini juga ditemukan di beberapa negara Eropa, Amerika Serikat, Australia, dan India. Saat ini, peneliti Unair masih meneliti pengaruh mutasi virus Corona Q677H terhadap interaksi protein sel inang dengan protein spike virusnya.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lebih Hati-hati Interpretasikan

coronavirus-virus-sanitizer-wash-4945416
Interpretasikan mutasi virus Corona. Sumber: Pixabay

Untuk mengetahui seberapa penyebaran mutasi virus Corona Q677H perlu dilakukan penelitian yang lebih meluas lagi.

"Kita mesti lihat sequencing, berapa banyak mutasi virus Q677H atau berapa banyak juga mutasi D614G. Kita bisa belajar bagaimana kecepatan penularan, apakah menular dengan cepat atau tidak. Apakah kondisi pasien menjadi terlalu berat dan seterusnya," lanjut Pratiwi.

"Tapi selama masih sporadis seperti ini, kita baru mendeteksi adanya mutasi saja. Tapi belum bisa membuktikan apakah mutasi itu kiranya akan menyebabkan perubahan yang drastis atau berbahaya luar biasa dari karakter virus itu sendiri."

Lebih lanjut, Pratiwi menekankan, saat ini belum dapat disimpulkan terkait seberapa potensi penyebaran mutasi virus Corona Q677H.

"Kalau menyampaikan (mutasi) virus di Surabaya berbeda, yang memang betul virusnya berbeda-beda. Apakah perbedaan itu menyebabkan perbedaan jelas pada penyebaran atau penyebab angka kematian yang lebih tinggi dan sebagainya," tegasnya.

"Nah, itu masih belum bisa disimpulkan. Jadi, saya rasa harus lebih hati-hati untuk diinterpretasikan (mutasi virus Corona baru)."

Mutasi Virus Cepat

[Fimela] ilustrasi deteksi virus
Mutasi virus Corona. ilustrasi deteksi virus | pexels.com/@shvetsa

Pratiwi menerangkan, mutasi RNA virus Corona berubah dengan cepat. Perubahannya pun bisa terjadi setiap menit. Walau ada mutasi virus, karakter virus masih sama.

Mutasi virus Corona D614G terjadi pada bagian protein spike yang menjadikannya lebih stabil. Bagian tersebut punya kekuatan menginfeksi virus ke sel, virus lebih mudah menular. 

Di sisi lain, adanya sejumlah mutasi virus Corona membuat penyebarannya semakin cepat.

“Bukan lebih ganas ya, banyak yang salah, karena itu (ganas) biasanya terkait dengan perjalanan sakit pasien,” terang Pratiwi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya