Liputan6.com, Jakarta Perawatan sel punca (stem cell) dapat mengontrol reaksi peradangan (inflamasi) pada pasien COVID-19. Terutama reaksi berlebihan yang ditimbulkan dari badai sitokin--pelepasan sitokin yang terlalu banyak.
Ketika terjadi badai sitokin, sistem kekebalan tubuh berujuh pada kerusakan dan mengganggu fungsi sel normal. Kondisi ini menciptakan tingkat peradangan tinggi di area tubuh yang sedang mengalami peradangan, sehingga bisa berakibat fatal.
Advertisement
"Dari penelitian kami, pemberian stem cell memengaruhi badai sitokin. Inflamasi karena badai sitokin berkurang secara signifikan," terang CEO Daewoong Pharmaceutical Sengho Jeon dalam dialog virtual Daewoong Pharmaceutical Media Day, ditulis Senin (5/10/2020).
"Tingkatkan angka kelangsungan hidup pasien yang terinfeksi COVID-19 meningkat, dengan cara mengontrol reaksi inflamasi yang berlebihan. Ini mengurangi jumlah virus itu sendiri."
Perusahaan farmasi Daewoong Pharmaceutical asal Korea Selatan ini mengembangkan terapi stem cell bernama DWP710 yang ditujukan untuk pasien COVID-19. Di Indonesia, uji klinik stem cell Daewoong fase pertama sedang dilakukan.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Pasien COVID-19 dengan Sindrom Akut Pernapasan
Terapi stem cell DWP710 Daewoong, khususnya ditujukan perawatan pasien COVID-19 yang mengalami Sindrom Gangguan Pernapasan Akut (Acute Respiratory Distress Syndrome/ARDS). Ini karena tingkat kematian pasien COVID-19 dengan ARDS sebesar 40 persen.
"Kalau kita lihat data, pasien COVID-19 yang alami ARDS mencapai 40 persen yang meninggal dunia. Hal itu dikarenakan ada reaksi peradangan terjadi oleh sel-sel kekebalan di jaringan paru-paru, yang dipengaruhi badai sitokin," lanjut Sengho.
"Kerusakan paru-paru dapat mengakibatkan kematian secara umum. Stem cell yang kami kembangkan memiliki kemampuan sebagai anti inflamasi dan diketahui mengatur respons inflamasi."
Pada pasien ARDS, gejala lebih berat yang timbul berupa pneumonia, sesak napas, dan sindrom pernapasan akut yang berat.
Â
Advertisement
Siap Dipasok untuk Indonesia
Untuk perawatan berbasis sel punca, Daewoong Pharmaceutical akan menyelesaikan uji klinis. Setelah uji klinik selesai, Daewoong akan mendapatkan persetujuan Izin Penggunaan Darurat  (EUA) tahun 2021 dan menyediakannya untuk masyarakat Indonesia.
"Kami bersiap untuk memasoknya kepada warga negara Indonesia setelah menerima persetujuan untuk penggunaan darurat pada kuartal ketiga tahun depan. Tentunya, setelah menyelesaikan seluruh proses uji klinik," ujar Sengho.
Sengho berharap terapi stem cell nanti menjadi perawatan bagi pasien COVID-19 kategori kritis dan parah.
"Kami harap dapat mengobati pasien COVID-19 yang parah," harapnya.