Liputan6.com, Jakarta Saat ini, para ilmuwan di dunia tengah berlomba dengan waktu mengembangkan vaksin COVID-19 demi menghentikan penyebaran penyakit akibat virus SARS-CoV-2. Selain obat, vaksin diyakini menjadi salah satu solusi penanganan pandemi COVID-19.
Bicara tentang vaksin, sejak pertama kali ditemukan, sejumlah penyakit yang semula mematikan dan menyebabkan kelumpuhan menjadi sangat jarang atau punah. Dengan adanya vaksin, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut, 2-3 juta jiwa di dunia terselamatkan setiap tahunnya.
Baca Juga
Salah satu kisah kesuksesan vaksin yang paling besar yakni ketika WHO berhasil mengatasi cacar dengan cara memperluas cakupan vaksinasi cacar hingga ke seluruh dunia pada 1956. Dengan luasnya cakupan vaksinasi, cacar akhirnya tereradikasi pada 1980.
Advertisement
Sejak ditemukan oleh dr Edward Jenner pada 1976, tujuan keberadaan vaksin tidak pernah berubah, yakni untuk menyelamatkan umat manusia dari penyaki menular dan mematikan. Sejauh ini, vaksin yang beredar seperti vaksin cacar, rabies, campak, polio, hepaptitis B, dan lainnya terbukti bermanfaat bagi kesehatan manusia.
"Semua vaksin yang ada di dunia sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia," ujar Juru Bicara Penanganan COVID-19 dr Reisa Broto Asmoro, mengutip keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Cara Kerja Vaksin
Secara medis, vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh berfungsi menstimulasi sistem imun tubuh untuk memproduksi imunitas terhadap suatu penyakit. Selanjutnya, jika virus atau bakteri yang sama masuk kembali ke dalam tubuh di masa depan, tubuh akan mengenali dan tahu cara melawannya. Hal ini karena antibodi yang timbul karena vaksin yang disuntikkan akan menghancurkan virus atau bakteri tersebut bahkan sebelum menyebar dan menyebabkan infeksi.
Kemudian, apabila vaksin dilakukan kepada sebagian besar orang di suatu kelompok akan menciptakan kekebalan kelompok atau yang lebih dikenal dengan istilah herd immunity. Secara definisi, herd immunity merupakan situasi dimana sebagian besar masyarakat terlindungi/kebal terhadap penyakit tertentu sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect) yaitu turut terlindunginya kelompok masyarakat yang bukan merupakan sasaran imunisasi dari penyakit yang bersangkutan.
Berdasarkan konsep ini, apabila muncul kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) di daerah kantong dengan cakupan imunisasi rendah, maka penyebaran penyakit akan berlangsung dengan cepat.
Kekebalan kelompok terjadi jika jumlah orang yang diimunisasi dalam suatu kelompok lebih dari 80 persen. Sementara itu, bila kurang dari 60 persen, maka peluang terjadinya kejadian luar biasa (KLB) munculnya PD3I menjadi besar.
“Melihat besarnya manfaat dari vaksin terhadap kehidupan manusia, saya harap masyarakat Indonesia jangan ragu lagi untuk melakukan imunisasi atau vaksinasi, mari bersama-sama Melindungi Diri, Melindungi Negeri,” tutup Reisa.
Advertisement