Liputan6.com, New York - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menghentikan uji coba antibodi COVID-19 yang tengah dikembangkan perusahaan farmasi Eli Lilly. Penghentian dilakukan karena obat ini tidak terlalu membantu memulihkan kondisi pasien COVID-19 dengan kondisi berat yang dirawat di rumah sakit.
Sebelumnya, sekitar dua minggu lalu pemantau independen meminta Eli Lilly menghentikan uji coba produk ini karena alasan keamanan. Namun, pada Senin kemarin, National Institute of Allergy and Infectious Disease, yang merupakan sponsor studi ini, mengatakan bukan karena faktor keamanan melainkan soal kecil kemungkinan obat ini bermanfaat bagi pasien COVID-19 kondisi berat yang dirawat di rumah sakit seperti mengutip NBC News, Rabu (28/10/2020).
Baca Juga
Meski begitu, dalam pernyataan resminya, Lilly menyampaikan bahwa pemerintah tetap melakukan studi lain untuk menguji efek obat antibodi pada pasien COVID-19 ini. Bedanya, kali ini penelitian dilakukan pada pasien COVID-19 kondisi ringan hingga sedang. Diharapkan, pengobatan tersebut mencegah kondisi pasien COVID-19 memburuk dan masuk rumah sakit.
Advertisement
Perusahaan farmasi ini juga tetap melanjutkan studi uji coba obat COVID-19 lain yang dikembangkan dengan perusahaan asal Kanada, AbCellera.
Donald Trump Pernah Dapat Perawatan Antibodi COVID-19
Antibodi adalah protein yang muncul dalam tubuh ketika diserang infeksi. Antibodi ini akan menempel pada virus dan akan memusnahkan virus tersebut sehingga diharapkan pasien tidak sakit atau cepat sembuh.
Dalam pengobatan eksperimental COVID-19, dikembangkan antibodi yang bisa melawan virus COVID-19, salah satunya dilakukan oleh Eli Lilly ini. Selain Lilly, ada juga Regneron yang mengembangkan pengobatan antibodi COVID-19.
Obat dari Regneron ini kemarin sempat diberikan ke Presiden Donald Trump saat dirawat di rumah sakit kerena terinfeksi virus SARS-CoV-2. Dokter kepresidenan AS, Sean Conley mengatakan Donald Trump menerima dosis antibodi ganda obat dari Regeneron Pharmaceuticals melalui intravena.Â
Obat Regeneron, REGN-COV2, merupakan bagian dari kelas obat COVID-19 eksperimental yang dikenal sebagai antibodi monoklonal. Obat ini membuat salinan buatan antibodi manusia terhadap virus.
Advertisement