Liputan6.com, Jakarta Terkait gelombang kedua COVID-19 yang tengah melanda sejumlah negara di Eropa, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menegaskan, kondisi tersebut jangan sampai terjadi di Indonesia.
"Beberapa negara di Eropa, seperti Inggris, Prancis, Jerman, Belgia, dan Yunani sedang mengalami gelombang kedua kasus COVID-19, sehingga otoritas negara masing-masing kembali memutuskan untuk melakukan lockdown," tegas Wiku saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (5/11/2020).
"Kenaikan kasus yang terus-menerus, menggambarkan risiko penularan COVID-19 yang tidak terkendali dengan baik. Ini akibat sudah mulainya masyarakat menganggap enteng protokol kesehatan. Jangan sampai hal ini terjadi kepada kita di Indonesia."
Advertisement
Satgas Nasional pun meminta masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan dengan sabun).
"Kami meminta kepada masyarakat agar tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan 3M dan jauhi kerumunan, sebelum dan sesudah vaksinasi hingga nanti pemerintah betul-betul secara resmi menyatakan bahwa COVID-19 telah berhasil ditangani dan hilang dari Indonesia," imbuh Wiku.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Kembali Lockdown di Inggris dan Belgia
Inggris dan Belgia termasuk salah satu negara di Eropa yang kembali menerapkan lockdown akibat gelombang kedua COVID-19. Penambahan kasus baru COVID-19 dan angka kematian pun meningkat.
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson memperingatkan, angka kematian akibat COVID-19 di Inggris yang meningkat, status lockdown jilid II diterapkan. Upaya ini diharapkan dapat menekan angka penyebaran virus.
Status lockdown diberlakukan dari 5 November hingga 2 Desember 2020. Aturan lockdown di Inggris diumumkan oleh PM Boris Johnson usai negara tersebut melewati 1 juta kasus COVID-19 dan gelombang kedua yang mengancam akan membanjiri layanan kesehatan.
Di Brussel, Belgia, lockdown dilakukan karena gelombang baru infeksi COVID-19 terus terjadi. Pada Senin, 19 Oktober 2020, bar dan restoran di seluruh Belgia ditutup selama sebulan, dikutip dari laman Channel News Asia.
Penutupan juga akan diperkuat dengan adanya aturan jam malam sepanjang malam untuk mencegah penyebaran virus. Lockdown ini terbilang terbesar di Belgia, yang mana pasien di ruang rawat inap naik 100 persen.
Advertisement