Liputan6.com, Jakarta Menilik peristiwa kerumunan acara hajatan pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Petamburan, Jakarta Pusat, Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menegaskan, siapapun sebaiknya menghindari menciptakan kerumunan. Risiko penularan COVID-19 dapat terjadi.Â
"Mari kita bicara tentang pencegahan dan potensi penularan COVID-19, itu tidak hanya masalah (kerumunan) Habib Rizieq Shihab, tapi ini siapapun. Mulai libur panjang sampai kampanye pilkada," tegas Ketua Umum IAKMI Ede Surya Darmawan kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Senin (16/11/2020).
"Semua itu potensi (timbulnya) kerumunan. Jadi, (yang namanya) kerumunan itu seharusnya dihindari. Ini yang terpenting."
Advertisement
Baca Juga
Upaya menghindari kerumunan juga tetap bisa membuat pekerjaan dan aktivitas dapat dilakukan dengan baik dan aman dari risiko penularan COVID-19. Pemanfaatan teknologi informasi terkini bisa diterapkan.
"Substansi pekerjaan harus tetap selesai, dengan cara menggunakan teknologi informasi terkini. Contohnya, UU Cipta Kerja, seharusnya ada pihak menyalurkan aspirasi melalui proses sosialisasi dari awal. Seluruh anggota dewan, misalnya, justru ditunggu pembahasannya lewat daring. Itu kan memungkinkan untuk dilakukan," lanjut Ede.
Â
Â
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Undang Ribuan Orang dengan Pendekatan Teknologi
Terkait penyelenggaraan acara di masa pandemi COVID-19 yang mengundang orang banyak, Ede mengatakan, pendekatan teknologi lewat zoom, webinar atau YouTube bisa menjadi pilihan. Upaya ini tidak menimbulkan kerumunan massa di lapangan.
"Kaitan terhadap penyelenggaraan acara, kita lihat substansinya apa. Misal, kalau itu adalah acara pernikahan, penyampaian kepada publik kan sekarang channel-nya banyak, dengan YouTube tidak terbatas," terangnya.
"Dan itu tetap bisa terselenggarakan. Lewat webinar mengundang ribuan orang juga bisa. Jadi, esensi perubahan perilaku ini harus diubah dengan pendekatan teknologi dan aman (dari penularan COVID-19)."
Advertisement