Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan bahwa simulasi pemberian vaksin COVID-19 dilakukan agar jika vaksin tersedia nanti, pelaksanaan bisa segera dilakukan.
Terawan juga mengatakan bahwa simulasi dilakukan secara terbuka, agar masyarakat memahami alurnya hingga proses penyuntikkan, sehingga terpapar informasi dengan lebih jelas, dan pemerintah daerah dapat melakukan vaksinasi dengan standar yang sesuai.
Baca Juga
Jelang Laga Versus Jepang di GBK, Bintang Timnas Indonesia Thom Haye: Atmosfer Bermain di Kandang Itu Gila
Diam-Diam Mencintai Seseorang, Bolehkah Berdoa supaya Berjodoh? Simak Penjelasan Buya Yahya
Penerbangan Australia-Bali Kembali Dibuka Setelah Sempat Ditunda Imbas Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Hal itu diungkapkan oleh Terawan ketika mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Puskesmas Tanah Sereal, Bogor pada Rabu kemarin, untuk meninjau simulasi pemberian vaksin COVID-19 di sana.
Advertisement
"Pemberian vaksinasi ini menjadi sorotan dunia, apa yang kita lakukan adalah faktanya seperti itu," kata Terawan seperti dikutip dari siaran pers dari Sehat Negeriku pada Kamis (19/11/2020).
"Kita menyiapkan diri dan terus menerus berlatih, sehingga saat nanti vaksin itu ada, kita tinggal melaksanakan supaya tidak gagap."
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Dapat Perhatian dari WHO
Selain itu, mengutip dari Antara, Terawan juga mengatakan bahwa simulasi yang dilakukan Indonesia juga mendapat perhatian dari World Health Organization (WHO).
"Anda bisa lihat itu teman dari WHO juga datang, karena menganggap kita ini melakukan simulasi vaksinasi di dunia, dianggap yang pertama," katanya di kesempatan yang sama.
Terawan juga mengatakan bahwa untuk memastikan vaksin yang akan digunakan, Kementerian Kesehatan telah berkoordinasi dengan berbagai pihak.
"Kami berkoordinasi dengan segala elemen, baik dengan wakil rakyat, dengan pemerintah daerah, dan kita juga terus berkonsultasi dengan WHO, apa vaksin yang paling rasional untuk dibeli."
Â
Advertisement
Persiapan Kemenkes
Terawan juga menjabarkan bahwa Kemenkes telah melakukan distribusi logistik yang dibutuhkan seperti Auto Disable Syringe (ADS), safety box, dan alcohol swab.
Kemenkes juga mengatakan bahwa mereka telah melakukan sosialisasi ke seluruh provinsi, sekaligus pelatihan vaksinator, penyediaan cold chain, logistik pendukung lainnya, rencana anggaran pelaksanaan vaksinasi 2020-2022.
Mereka juga menyebut telah berupaya melibatkan stakeholder terkait seperti Kantor Kesehatan Pelabuhan untuk penguatan vaksinasi, serta TNI dan Polri untuk memudahkan sistem pengawasan dan pengamanan pelaksanaan pelayanan vaksinasi COVID-19.
Dalam keterangan tertulisnya, Kemenkes mengatakan bahwa simulasi vaksinasi COVID-19 di Puskesmas Tanah Sareal menyasar 60 hingga 70 peserta di wilayah terkait, dengan rentang usia 18 hingga 59 tahun.
Pendataan peserta dilakukan melalui aplikasi Peduli Lindungi dan PCare untuk proses skrining komorbid, serta sistem pelaporan.
Para peserta juga harus dipastikan dalam keadaan sehat, tidak demam, batuk atau sakit tenggorokan ketika datang. Selain itu bagi wanita, tidak sedang hamil ataupun menyusui. Selama proses vaksinasi, para peserta diminta untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan 3M.
INFOGRAFIS: Urutan Penerima Vaksin Covid-19 di Indonesia
Advertisement