Liputan6.com, Jakarta Sebagian besar wanita memiliki periode menstruasi rutin setiap bulan. Namun, terkadang menstruasi dapat terlambat atau bahkan tidak terjadi sama sekali.
Ada berbagai macam penyebab menstruansi mendadak absen. Selain kehamilan, faktor lain termasuk minum obat dan masalah hormonal bisa membuat menstruasi tak datang. Ditemukan juga fakta bahwa stres membuat jadwal menstruansi berantakan.
Baca Juga
"Siklus menstruasi bisa menjadi barometer yang bagus untuk mengetahui tingkat stresnya, baik stres akut maupun stres kronis," kata Lisa Valle, seorang dokter obstetri dan ginekologi di Saint John, dilansir dari Insider.
Advertisement
Stres Dapat Menunda Menstruasi
Stres menyebabkan peningkatan hormon stres alias kortisol. Saat hormon ini meningkat, bisa mendatangkan masalah pada siklus menstruasi dengan mengubah pola hormonal normal yang memungkinkan terjadinya ovulasi dan menstruasi,
"Hal ini dapat menyebabkan menstruasi yang terlewat, pendarahan yang tertunda, pendarahan hebat, atau periode awal," kata Valle.
Advertisement
Stres Dapat Menyebabkan Amenore atau Menstruasi Terhenti
Amenore adalah hilangnya periode menstruasi bulanan. Menurut Klinik Cleveland, hal ini dapat terjadi akibat masalah pada ovarium, organ reproduksi, atau hormon dan stres juga diketahui merupakan penyebabnya.
Dalam sebuah penelitian yang meneliti hubungan antara masalah menstruasi dan stres, mahasiswi yang merasa stres empat kali lebih mungkin mengalami amenore. Penelitian lain menemukan hubungan serupa antara stres dan haid tidak teratur.
Briana Livingston yang merupakan seorang dokter obstetri dan ginekologi juga menjelaskan, stres dapat menyebabkan siklus yang lebih lama, suatu kondisi yang dikenal sebagai oligomenore.
Menstruasi yang terlambat atau terlewat dapat menjadi penyebab stres tambahan, kata Livingston, terutama jika Anda tidak sedang berusaha untuk hamil. Dari sudut pandang tubuh Anda, jenis stres yang Anda alami tidak masalah.
"Semua jenis stres dapat memengaruhi menstruasi Anda. Ini bisa emosional, mental atau fisik," kata Valle.
Jika Anda stres, Livingston menyarankan untuk mencoba meditasi, berolahraga secara teratur, dan mendiskusikan masalah dengan orang yang Anda cintai atau ahli kesehatan mental. Kabar baiknya adalah setelah stres Anda berlalu, menstruasi Anda akan kembali normal.
"Ketika stres besar dalam hidup Anda reda, menstruasi Anda hampir akan selalu menyesuaikan kembali dengan jadwal regulernya tanpa ada efek jangka panjang pada siklus atau kesuburan Anda," kata Livingston, dikutip dari Insider.
Depresi Juga Dapat Memengaruhi Menstruasi Anda
Menurut Klinik Cleveland, seperti stres, depresi juga dapat memengaruhi hormon.Depresi adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan amenore. Kedua kondisi tersebut sering dikaitkan orang dengan stres kronis dalam hidup mereka dan biasanya memiliki risiko lebih tinggi mengalami depresi.
Ada pertimbangan lain terkait depresi dan menstruasi yaitu beberapa obat antidepresan termasuk SSRI dapat meningkatkan kadar hormon yang disebut prolactin. Menurut ulasan Maret 2015 yang diterbitkan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, hal ini dapat menunda menstruasi atau membuatnya terhenti sama sekali.
Ditambah lagi, orang yang mengalami depresi sering mengubah kebiasaan makan dan mengalami kehilangan nafsu makan. Menurut Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS, tidak cukup makan dan memiliki berat badan rendah, merupakan penyebab potensial amenore.
“Jika menstruasi Anda tidak teratur atau tidak terjadi sama sekali selama lebih dari tiga bulan, lebih baik Anda harus berbicara dengan dokter Anda,” ucap Livingston.
(Vania Accalia)
Advertisement