Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), jumlah perawat yang meninggal akibat COVID-19 sebanyak 146 orang. Data dihimpun dari Maret 2020 sampai per 15 Desember 2020 pukul 16.20 WIB.
Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhilah menjelaskan, kematian perawat tidak hanya terjadi di rumah sakit. Banyak juga perawat bertugas di puskesmas terinfeksi COVID-19.
Advertisement
"Selain perawat yang bertugas di rumah sakit, para petugas kesehatan (perawat) yang bertugas di puskesmas merupakan yang gugur terbanyak kedua. Hal ini menandakan bahwa puskesmas sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) masih memiliki perlindungan yang kurang memadai bagi tenaga kesehatan," jelas Harif dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Selasa (15/12/2020).
Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga medis dan kesehatan di puskesmas, ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD) serta perlengkapan lain dapat dipenuhi.
"Kami berharap pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan dinas kesehatan daerah setempat yang bertanggung jawab terhadap pelayanan Puskesmas juga meningkatkan perlindungan di fasilitas kesehatan tersebut," tegas Harif.
"Caranya, menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan jumlah yang memadai serta perlengkapan fasilitas lainnya untuk mengatasi jumlah lonjakan pasien COVID-19 yang saat ini banyak terjadi di hampir semua wilayah di Indonesia."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
202 Dokter Gugur Akibat COVID-19
Selain kematian perawat, data Tim Mitigasi IDI mencatat, 363 tenaga medis dan kesehatan wafat akibat terinfeksi COVID-19, termasuk di antaranya, 202 dokter dan 15 dokter gigi.
Para dokter yang wafat terdiri dari 107 dokter umum (4 guru besar), 92 dokter spesialis (7 guru besar), serta 2 residen, dan satu dokter dalam verifikasi. Seluruh dokter berasal dari 24 IDI Wilayah (Provinsi) dan 92 IDI Cabang (Kota/Kabupaten).
Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi menyampaikan, kenaikan jumlah kematian tenaga medis dan kesehatan merupakan salah satu dampak dari peningkatan jumlah penderita COVID baik yang dirawat maupun OTG (Orang Tanpa Gejala).
Pencoblosan Pilkada 2020 yang baru saja selesai juga menjadi potensi fluktuasi naiknya angka penularan virus Corona.
"Kami mengimbau masyarakat dan kepala daerah serta pendukungnya untuk menghindari proses aktivitas yang melibatkan berkerumunnya massa. Bagi setiap orang memeriksakan kesehatannya apabila terdapat gejala dan segera testing meskipun juga tanpa gejala," pesan Adib.
Tim Mitigasi IDI berharap para pemimpin daerah yang terpilih kelak dapat memprioritaskan penanganan pandemi COVID-19 dengan meningkatkan upaya preventif dan kemampuan layanan fasilitas kesehatan seraya melindungi para tenaga medis dan kesehatan.
Advertisement