Liputan6.com, Jakarta Pemerintah dinilai masih memiliki berbagai kelemahan dalam penanganan COVID-19. Kelemahan tersebut mulai dari tidak ditemukannya strategi koheren hingga layanan kesehatan primer yang belum dimaksimalkan.
Berbagai kelemahan tersebut tercatat dalam Dokumen Health Outlook 2021 yang dikeluarkan oleh Center for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI).
Baca Juga
Berdasarkan amatan penanganan wabah itu, CISDI menemukan lima hal krusial untuk dibenahi pemerintah.
Advertisement
Pertama, shifting prioritas pembangunan kesehatan pada transformasi layanan kesehatan primer terutama untuk pengendalian wabah.
Kedua, melaksanakan prinsip perubahan perilaku dengan benar dan konsisten agar masyarakat konsisten mencuci tangan, menjauhi kerumunan, dan mengenakan masker (3M) melalui pembangunan lingkungan yang mendukung. Serta kebijakan dengan arah yang jelas dan berpihak pada masyarakat, dan komunikasi publik yang transparan.
Ketiga, strategi holistik yang mendukung penanganan cepat, pengambilan langkah drastis, dan terukur.
Keempat, koordinasi, komunikasi, keterbukaan, dan terbangunnya kepercayaan antara pusat dengan daerah untuk penanganan [COVID-19](CISDI "") di tingkat mikro.
Kelima, kelincahan menyesuaikan strategi ketika evaluasi dilakukan dengan indikator yang sama dan umpan balik pembaruan strategi tersedia segera.
<p><em><strong>** #IngatPesanIbu</strong></em></p><p><em><strong>Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.</strong></em></p><p><em><strong>Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.</strong></em></p>
Simak Video Berikut Ini:
Potensi Layanan Kesehatan Primer
Untuk memastikan pilihan langkah strategis yang dapat diambil pemerintah dalam membangun kembali sektor kesehatan Indonesia, Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda, menekankan potensi layanan kesehatan primer Indonesia.
“CISDI telah melakukan pemetaan di mana vaksin dan pemulihan ekonomi menjadi dua komponen kunci untuk membangun kembali sektor kesehatan Indonesia pada 2021,” kata Olivia dikutip dari keterangan pers, Sabtu (19/12/2020).
Namun, ia melihat ada satu catatan besar, seluruh skenario membutuhkan layanan kesehatan primer sebagai jangkar respons wabah COVID-19. Penanganan pandemi membutuhkan fungsi puskesmas yang menjalankan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara integratif.
Advertisement
Peran Puskesmas
Sejalan dengan Olivia, Pendiri CISDI Diah Saminarsih juga berpendapat bahwa di masa pandemi COVID-19 layanan kesehatan primer seperti Puskesmas, Poskesdes, dan Posyandu menjadi sangat penting.
Pasalnya, layanan kesehatan primer menjadi tempat yang terjangkau oleh masyarakat dan menjadi tempat terjadinya kerja sama antara masyarakat dengan tenaga kesehatan.
Di Puskesmas, masyarakat juga dapat membantu layanan kesehatan dengan berperan sebagai surveilans berbasis komunitas.
“Surveilans berbasis komunitas menjadi aset yang sangat besar di masa pandemi COVID-19,” katanya
Selain itu, layanan kesehatan primer juga menjadi bagian dari reformasi sistem kesehatan nasional.
“Kalau layanan kesehatan primernya tidak kuat maka skenario (reformasi kesehatan nasional) tidak akan terjadi,” tutup Diah.
Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah COVID-19
Advertisement