Liputan6.com, Bandung Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Daerah Jawa Barat mengimbau kepada seluruh petugas medis, baik dokter mau pun perawat menghindari perilaku rawan paparan COVID-19.
Menurut Wakil Ketua III Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Daerah Jawa Barat Muhammad Iqbal, perilaku yang rawan paparan COVID-19 itu seperti tidak menjaga jarak saat di luar rumah sakit atau pergi ke lokasi wisata.
Baca Juga
“Kita ke satu harus memberi pemahaman bahwa ini tidak menular dari pasien ke tenaga medis. Tetapi bisa jadi bahwa antar sesama tenaga medis atau misalnya dari keluarga medis ke tenaga medis kan bisa. Artinya kedisiplinan itu harus dilakukan tidak hanya di dalam rumah sakit, tetapi diluar rumah sakit dan berbagai keadaan. Jadi, jangan sampai misalnya di rumah sakitnya disiplin, tetapi di luarnya tidak disiplin. Nah ini yang menjadi masalah,” ujar Iqbal melalui telepon, Bandung, Senin, 21 Desember 2020.
Advertisement
Iqbal mengatakan perilaku petugas medis di luar rumah sakit, bukan kewenangan dari manajemen. Selain itu, kejenuhan aktivitas penanganan pandemi COVID-19 membuat petugas medis mencari kesegaran baru kegiatan di luar rumah sakit.
Iqbal mengatakan hal itu pula yang menjadi pemicu terbesar, banyaknya petugas medis yang terpapar virus SARS-CoV-2. Untuk itu otoritasnya terus melakukan pemantauan kesehatan petugas medis.
“Kita selalu menyebarkan angket lewat google form. Mengingat, kan sekarang ini semuanya memiliki telepon pintar. Jadi seluruhnya diharuskan mengisi angket tersebut. Sehingga bisa terpantau kondisi kesehatannya,” kata Iqbal.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Cari Tahu Riwayat Perjalanan Tenaga Kesehatan
Selain menyebarkan angket kesehatan melalui telepon pintar, Persi Daerah Jawa Barat juga meminta seluruh rumah sakit mencurigai petugas medis yang tidak masuk kerja.
Selain untuk mengetahui kondisi kesehatannya, tujuan lainnya untuk mengetahui riwayat perjalanan sebelumnya. Hal itu agar mengantisipasi terpapar COVID-19.
“Gejalanya kan sekarang tidak berat bagi mereka yang sehat. Meski gejalanya ringan, petugas medis itu harus diperiksa. Jika memiliki gejala yang condong ke arah COVID-19, maka akan dilakukan perawatan semestinya,” sebut Iqbal.
Perssi Daerah Jawa Barat juga memberlakukan tidak adanya kerumunan di kantin dan ruang publik di setiap rumah sakit. Tujuannya untuk menghindari meluasnya paparan COVID-19 di kalangan tenaga medis
Advertisement