Liputan6.com, Jakarta Dua negara, Belarusia dan Argentina, telah memulai vaksinasi COVID-19 dengan menggunakan vaksin corona Sputnik V yang dikembangkan Gamaleya Institute di Rusia.
Keduanya menjadi negara pertama yang menggunakan vaksin virus corona Sputnik V di luar negara pembuatnya yaitu Rusia.
Baca Juga
Mengutip AP News pada Rabu (30/12/2020), gelombang pertama vaksin Sputnik V sudah tiba di Belarusia pada hari Selasa dan segera dilanjutkan dengan proses vaksinasi.
Advertisement
"Staf medis, guru, dan mereka yang melakukan kontak dengan banyak orang karena pekerjaan, akan menjadi yang pertama mendapatkan vaksinasi," kata Menteri Kesehatan Belarusia Dmitry Pinevich dalam pernyataan resminya. "Vaksinasi sepenuhnya bersifat sukarela."
Beberapa jam kemudian, vaksinasi COVID-19 dimulai di Argentina dengan para pekerja medis mulai mendapatkan vaksin Sputnik V. Kampanye ini dimulai secara gratis dan sukarela.
Selain itu, guru dan mereka yang memiliki kondisi medis tertentu, serta orang-orang yang berusia di atas 60 tahun, juga akan kelompok prioritas di Argentina. Sejauh ini, 300 ribu dosis vaksin COVID-19 Sputnik V sudah diterima negara itu.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Kritik Terhadap Vaksin Sputnik V
Vaksin Sputnik V menjadi salah satu vaksin yang mendapatkan banyak kritik karena tahapan pengembangannya yang dinilai sangat cepat. Hal ini membuat beberapa pihak ragu akan vaksin tersebut.
Rusia mendapatkan kritik karena persetujuan penggunaan Sputnik V pada Agustus lalu, dikeluarkan ketika uji coba vaksin hanya diberikan pada beberapa orang. Studi lanjutan baru dilakukan tak lama setelah vaksin mendapatkan izin pemerintah.
Para pejabat di Argentina menegaskan bahwa vaksin Sputnik V aman. Bahkan Presiden Alberto Fernández menyebutnya sebagai kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah modern Argentina.
"Anda harus takut pada penyakitnya, bukan pada vaksin," kata Menteri Kesehatan Argentina Gines Gonzalez Garcia pada wartawan pada Selasa waktu setempat, dikutip dari Aljazeera.
Mantan Menkes Argentina Adolfo Rubinstein mengeluhkan bahwa otoritas negaranya telah menyetujui vaksin tersebut berdasarkan "memo yang kekurangan data."
"Saya tidak merugikan bahwa Sputnik V adalah vaksin yang efektif dan aman. Namun cara terbaik untuk menghilangkan rasa kurang percaya diri adalah dengan informasi," katanya.
Selain Sputnik V, Argentina juga dikabarkan menyetujui penggunaan vaksin corona Pfizer-BioNTech.
Advertisement